Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar profiling kompetensi kepala sekolah guna mengetahui tingkat kompeten yang dimiliki tiap kepala sekolah SMA/SMK dan SLB negeri di provinsi setempat.
Kepala Disdik Jatim Aries Agung Paewai di Surabaya, Kamis, mengatakan setidaknya ada 709 kepala sekolah dari 416 dari SMA, 296 dari SMK. dan 65 dari SLB yang terbagi dalam tujuh tahap yang mengikuti kegiatan ini.
"Sebenarnya ada 777 kepala sekolah yang akan ikut kegiatan ini. Hanya saja di tahun ini ada yang memasuki purna tugas 66 orang dan dua kepala sekolah meninggal dunia. Jadi yang ikut sesuai pendataan ada 709 orang," kata Aries.
"Mereka harus mampu menjadi leader pengembangan pendidikan di satuan pendidikan, sehingga menempatkan mereka the right man the right job dalam tugasnya. Walaupun mereka sudah ikut sebagai calon kepala sekolah sebelumnya dan pernah menjadi guru penggerak, maka mereka wajib memiliki pemetaan kompetensi manajerial," ujarnya.
Melalui profiling, lanjutnya, ada evaluasi kompetensi manajerial dan profil psikologi peserta secara objektif. Proses profiling didasarkan pada prestasi dan kinerja kepala sekolah.
Ke depan para kepala sekolah akan menghadapi tantangan pada era Revolusi Industri 4.0 menuju Society 5.0. Karena itu kepala sekolah harus profesional, inovatif, visioner, dan memiliki literasi digital.
"Lewat profiling kami juga bisa mengukur kinerja dan perilaku masa lalu kepala sekolah. Bagaimana mereka akan menghadapi tantangan di masa depan dan memberikan wawasan tentang potensi manajerial dan performa kepala sekolah di masa depan," ujarnya
Pihaknya tidak mau main-main dalam memilih kepala sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan Jatim.
Sementara itu Rektor UINSA Prof. Akhmad Muzakki mengatakan pihaknya menyiapkan tenaga psikolog untuk
profiling kompetensi kepala sekolah.
Menurutnya, profiling kompetensi kepala sekolah ini tidak hanya sekadar asesmen kompetensi biasa, mengingat peran kepala sekolah sangat penting dalam satuan pendidikan karena berkaitan dengan pengelolaan manajerial.
Prof Muzakki juga menilai profiling akan menjadi keuntungan bagi guru penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah. Jika dilihat kembali, keterampilan komunikasi interpersonal yang dibutuhkan guru penggerak masih menjadi kekurangan.
"Catatan ini masih bolong di guru penggerak. Nah tentu dari hasil profiling nanti mereka akan tahu di mana letak lubang-lubang yang perlu diintervensi dari Dinas Pendidikan," ujarnya.