Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim membukukan laba bersih senilai Rp310 miliar pada kuartal I 2024 atau tumbuh 1,52 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai Rp305 miliar pada periode yang sama 2023.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan perseroan pada kuartal I 2024 mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18,76 persen (yoy) menjadi Rp56,99 triliun, dibandingkan senilai Rp47,99 triliun pada kuartal I 2023.
"Pertumbuhan kredit perseroan di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang sebesar 12,40 persen (yoy)," ujar Busrul dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Ia merinci komposisi kredit konsumtif sebesar Rp31,3 triliun atau meningkat 7,40 persen (yoy) dan kredit produktif sebesar Rp25,6 triliun atau meningkat 36,34 persen (yoy).
"Kami akan terus menambah tenaga account officer untuk memperbesar pertumbuhan kredit pada sektor produktif. Sedangkan, untuk kredit konsumtif yang menjadi captive market tetap akan dimaksimalkan melalui momentum penerimaan tenaga ASN dan P3K, momen libur Idul Fitri, serta peningkatan pertumbuhan kredit dari sektor properti untuk peningkatan penyaluran kredit konsumtif," ujar Busrul.
Ia menjelaskan peningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan terutama dari segmen mikro yang melesat 36,63 persen (yoy), segmen ritel dan menengah tumbuh 58,40 persen (yoy), serta segmen korporasi meningkat 17,97 persen (yoy).
Lanjutnya, peningkatan kredit yang dicapai membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan membaik, yang mana rasio LDR pada kuartal I 2024 berada di level 70 persen.
Lalu, penyaluran kredit perseroan diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, yang terlihat dari rasio non performing loan (NPL) gross yang melandai di angka 3,03 persen pada kuartal I 2023 menjadi 2,82 persen pada kuartal I 2024.
Kemudian, pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 2,34 persen (yoy) dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06 persen (yoy), dan pengelolaan asset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44 persen (yoy).
"Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian, laba bersih selama 3 bulan diawal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp310 miliar," ujar Busrul.
Pada kuartal I 2024, aset perseroan tumbuh 4,37 persen (yoy) menjadi senilai Rp100,8 triliun dengan kontribusi dominan dari peningkatan asset produktif.
Merespon adanya wacana dari OJK terkait kepemilikan BPR milik pemerintah daerah (pemda), Busrul menyebut perseroan telah memiliki business model untuk kerja sama dengan BPR di wilayah Jawa Timur yang bernama APEX BPR Bank Jatim.
Lanjutnya, kerja sama yang telah berjalan selama ini, fungsi pooling of funds, financial assistance seperti mismatch fund dan linkage program, serta technical assistance seperti penyediaan IT & pengembangan produk dan pelatihan SDM.
"Secara total, jumlah anggota APEX BPR Bank Jatim berjumlah 98 BPR (milik pemda dan/atau non Pemda) dengan outstanding pinjaman khusus untuk BPR milik Pemda berjumlah Rp22,7 miliar. Lalu hal yang masih sedang berjalan saat ini dan terus menunjukkan progres adalah KUB dengan 3 BPD yang menjadi kandidat," ujar Busrul.
Ia menjelaskan salah satu lini pendukung utama bisnis BJTM adalah layanan brand digital JCONNECT, yang pada kuartal I 2024, JConnect Mobile memiliki 677.362 user, atau meningkat 25,77 persen year on year (yoy), dengan nominal transaksi senilai Rp4,9 triliun atau tumbuh 66,6 persen (yoy).
"Kemudian, JConnect QRIS kami sudah mencapai 151.404 user atau naik 113,74 persen (yoy), dengan nominal transaksi sebesar Rp126,43 miliar atau meningkat 173,84 persen (yoy)," ujar Busrul.
Selain itu, untuk memaksimalkan layanan perbankan bagi daerah yang memiliki potensi bisnis besar, perseroan mengoptimalkan layanan melalui Agen Jatim.
"Jumlah Agen Jatim sepanjang 3 bulan pertama tahun ini sukses tumbuh 137,28 persen (yoy) menjadi 8.815 user dengan nominal transaksinya Rp18,78 miliar," ujar Busrul.
Bank Jatim bukukan laba bersih Rp310 miliar pada kuartal I 2024
Senin, 29 April 2024 14:36 WIB