Surabaya (ANTARA) - Pengumuman Elon Musk tentang pegawai Artificial Intelligence (AI) menjadi incaran raksasa teknologi menandai puncak revolusi dalam era kecerdasan buatan. Peningkatan gaji bagi insinyur AI oleh CEO Tesla dan SpaceX ini mencerminkan bagaimana industri sedang bergerak maju dalam mengadopsi teknologi canggih.
Keahlian di bidang kecerdasan buatan semakin ditekankan oleh pemimpin perusahaan teknologi besar, menandakan bahwa persaingan untuk menghasilkan talenta AI semakin ketat.
Langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam industri teknologi, di mana perusahaan semakin bergantung pada kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan keunggulan kompetitif.
Kecerdasan buatan telah mencapai tingkat di mana robot bukan hanya digunakan sebagai alat produksi di pabrik, melainkan juga menjadi mitra dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam konteks ini, peran manusia sebagai pengendali AI menjadi semakin penting, yang menegaskan perlunya peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di era digital dan Industri 4.0.
Dunia pendidikan harus responsif terhadap dinamika lapangan, terutama dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk era kecerdasan buatan. Meskipun banyak yang melihat tren ini sebagai ancaman terhadap pekerjaan manusia.
Hal ini justru menjadi peluang bagi Fakultas Teknik Untag Surabaya melalui Program Studi (Prodi) Robotika dan AI, mendukung mahasiswa untuk bersaing di pasar kerja yang semakin menuntut bidang kecerdasan buatan.
Penerapan AI dalam pembelajaran mahasiswa menunjukkan potensi yang signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan pengalaman pembelajaran. Jangan menganggap bahwa robot menggantikan peran manusia dalam pekerjaan.
Sebaliknya, era ini menekankan perlunya SDM mengambil kendali atas teknologi yang berkembang pesat. Meskipun kecerdasan buatan semakin maju, kemampuan dan keterampilan berpikir manusia tetap diperlukan menjadi fondasi yang tak tergantikan.
Prodi Robotika dan AI Fakultas Teknik Untag Surabaya siap menghadapi era kecerdasan buatan dengan melihat era ini sebagai peluang untuk mempersiapkan generasi tangguh yang mampu bersaing dalam bidang kecerdasan buatan.
*) Penulis merupakan Wakil Dekan II Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.