"Kalau ini berhasil, dalam waktu dua minggu terpasang, kami akan tambah lagi nilainya. Kalau terpasang dalam waktu satu sampai dua bulan, kami jadikan Rp600 miliar," ucapnya saat kegiatan apel siaga penyerahan alsintan di Lapangan Makodam V/Brawijaya di Surabaya, Kamis.
Selain itu, lanjutnya, untuk teknis pengambilan bantuan akan lebih praktis karena hanya menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).
"Pengambilan bantuan cukup dengan KTP, tidak berbelit-belit harus pakai kartu tani segala, malah lama nantinya karena ini harus segera digunakan untuk meningkatkan ketahanan pangan," katanya.
Tak hanya itu, dengan adanya bantuan pompa, kata Mentan, maka bisa mempercepat penanaman untuk mengatasi dampak El Nino yang melanda seluruh dunia.
"Dengan adanya bantuan pompa ini akan solusi cepat untuk menangani El Nino, karena pompa ini kalau dipasang, hari itu juga bisa langsung bercocok tanam," katanya.
Oleh karena itu, Mentan menyampaikan terima kasih kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur yang nantinya turut memantau perkembangan bantuan alsintan tersebut.
"Manakala nanti pompa ini tidak dimanfaatkan dengan baik dan tidak ada peningkatan luasan lahan tanam, maka kami akan tarik dan pindahkan ke pertanian yang lebih membutuhkan," ujarnya.
Secara rinci Amran mengatakan, sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, Provinsi Jawa Timur memiliki kurang lebih 380.000 hektare lahan tadah hujan.
Pihaknya optimistis jika sistem pompanisasi mampu memaksimalkan penanaman di 380.000 hektare lahan yang dimaksud, maka Jawa Timur dipastikan dapat menutupi 50 persen kebutuhan beras nasional yang beberapa tahun belakangan ini dipenuhi dari impor.
“Ini pasang pompa, sehingga yang tadinya tanam satu kali bisa jadi tiga kali, artinya kita bisa capai nanti, dari Jawa Timur saja target kenaikan mencapai 2.000.000 ton, minimal 1.000.000 ton itu bisa menutupi 50 persen impor Indonesia, hanya dari satu provinsi," ujar Mentan.
Amran menjelaskan, semua pihak harus tegas dalam memantau pemanfaatan bantuan alsintan agar dapat tersalur dengan tepat.
"Memang harus tegas, supaya semua berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi," tuturnya.
Mentan menambahkan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sudah menunaikan janjinya untuk menaikkan jumlah pupuk bagi petani, dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Amran menjelaskan, semua pihak harus tegas dalam memantau pemanfaatan bantuan alsintan agar dapat tersalur dengan tepat.
"Memang harus tegas, supaya semua berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi," tuturnya.
Mentan menambahkan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sudah menunaikan janjinya untuk menaikkan jumlah pupuk bagi petani, dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
"Kenaikannya mencapai Rp28 triliun dan itu saat pertengahan bulan puasa kemarin kami sudah tanda tangan dan telah disampaikan ke daerah-daerah hingga ke tingkat kota. Ini saya mewakili petani seluruh Indonesia berterima kasih kepada Presiden Jokowi," ujar dia.
Lebih lanjut, jika ada yang bermain-main dengan pupuk, kata dia, akan ada sanksi berat hingga pidana.
"Saya pastikan diberi sanksi berat, kami kawal sampai ke bawah dan kalau ada distributor nakal, katakanlah sengaja menjual, itu pasti kami cabut izinnya dan itu bisa pidana, termasuk kalau ada distributor mempersulit petani atau menaikkan harga pupuk," tuturnya.