Surabaya (ANTARA) - Sumiati, Warga Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya harus menerima kenyataan pergi dari rumah yang sudah ditinggali selama 40 tahun karena berdiri di atas tanah orang.
Sumiati (61) yang merupakan ibu rumah tangga itu dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu mengatakan dia dan keluarganya harus angkat kaki dari rumah sangat sederhana itu karena merupakan milik majikan orang tuanya dan saat ini diminta kembali oleh pemiliknya.
"Sulit mas mau memutuskan untuk meninggalkan rumah di tengah kondisi Bapak yang tidak bisa bangun dari kasur dan sulit berjalan," kata Sumiati.
Kasir (63), suami Sumiati yang sebelumnya berprofesi sebagai pengepul barang bekas sedang terus berjuang melawan penyakit jantung yang mengancam nyawanya.
Satu bulan sekali Sumiati harus membawa suaminya kontrol ke rumah sakit menggunakan becak tetangga. Beruntung biaya berobat suaminya dapat ditutupi dengan BPJS. Tak hanya suaminya, Sumiati sendiri menderita stroke selama beberapa tahun terakhir yang membuatnya semakin rentan dan kesusahan untuk bergerak.
"Putri saya, Rahmawati (19) lah yang bekerja keras untuk mencari nafkah. Setelah tamat bangku SMA itu dia langsung memilih untuk membantu keluarga untuk mencari nafkah," katanya.
Pekerjaan Rahmawati hanya serabutan, jadi tata rias orang atau mewarnai kuku. Penghasilannya sehari hanya dapat Rp50.000 itu pun tak tentu selalu dikasih.
"Kadang kalau lapar dan tidak ada uang ya makan nasi dan garam saja. Kalau tidak ya mengandalkan bantuan tetangga sekitar untuk makan sehari-hari. Apabila tidak ada tetangga yang memberi, Sumiati hanya akan makan dengan lauk tahu dan tempe. Pokoknya makan seadanya saja lah mas,” ceritanya.
Sumiati mengaku sebenarnya ada anak laki-lakinya bernama Sugianto (30 tahun) yang menjadi pilihan terakhir saya untuk berteduh. Namun kondisi ekonomi Gianto, panggilannya tak jauh berbeda dengan Sumiati.
Sumiati yang dulunya merupakan seorang ahli pijat tradisional sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya lantaran menderita stroke empat tahun terakhir ini. Kegiatan sehari-harinya kini hanya merawat suaminya yang tidak bisa beranjak dari kasur.
Untuk berjalan, Sumiati harus berpegangan pada perkakas rumah agar tidak jatuh. Di rumah gelap dan pengap tersebut hanya ada satu lampu yang masih dapat menyala dengan baik untuk membantu Sumiati berjalan.
Saat ini hanyalah Rahmawati tumpuan dan harapan satu-satunya bagi dia dan suaminya agar terus bisa melanjutkan hidup dan memenuhi kebutuhan harian.
Begitu beratnya perjuangan Sumiati dan keluarga kecilnya, di usia dan kesehatan yang sudah tidak segar ini Sumiati harus segera meninggalkan rumah yang sudah dihuninya.
Ia hanya mampu mengharapkan bantuan dan uluran tangan orang-orang di sekitarnya agar dapat menjalani hidup dengan baik. Besar harapan Sumiati untuk dapat memiliki tempat yang bisa menampung ia dan keluarganya di tengah kondisi yang sangat mencekik ini.
Sumiati berharap ada orang yang mampu membantunya untuk makan dan berobat dengan layak.(*)
Kisah pilu keluarga Sumiati yang harus pergi dari rumah
Oleh Willi Irawan Sabtu, 23 Maret 2024 20:18 WIB
Sulit mas mau memutuskan untuk meninggalkan rumah di tengah kondisi Bapak yang tidak bisa bangun dari kasur dan sulit berjalan