Surabaya (ANTARA) - Wakil Rektor III Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Sumiati, M.M., dikenal sebagai akademisi tangguh yang meniti karier dari dunia politik dan pemberdayaan perempuan hingga mengabdi penuh di dunia pendidikan.
“Orang mau berbicara apapun tentang saya, tidak peduli. Yang tahu diri saya adalah saya,” ujar Sumiati di Surabaya, Selasa.
Lahir di Gresik pada 4 Januari 1969, Sumiati tumbuh dari keluarga sederhana.
Ayahnya seorang pedagang toko bahan bangunan sekaligus pamong desa, sementara ibunya ibu rumah tangga yang menanamkan tekad kuat agar anak-anaknya menempuh pendidikan tinggi. Tekad itu menjadi fondasi kuat bagi perjalanan hidupnya.
Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Negeri 1 Tanjung Gresik, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cerme dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG).
Meski diarahkan untuk segera menikah setelah lulus, Sumiati menolak dan memilih melanjutkan kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sambil bekerja sebagai guru les demi membiayai pendidikannya.
Setelah lulus, Sumiati sempat berkarier di dunia media. Ia bekerja di SCTV Surabaya pada 1992–1996, menulis sinopsis film untuk koran sebagai bagian dari promosi program televisi.
Di sana, ia belajar langsung dari budayawan Arswendo Atmowiloto dan dikenal karena gaya tulisannya yang provokatif dan menarik.
Namun, kebijakan pemerintah di era Menteri Penerangan Harmoko yang memusatkan siaran televisi swasta di Jakarta membuat Sumiati harus kembali ke Gresik untuk merawat ibunya yang sakit.
Ia lalu melanjutkan studi Magister Manajemen di Untag Surabaya dan pada 1996 resmi bergabung sebagai dosen. Sejak itu, dunia pendidikan menjadi jalannya.
Ia aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan hingga dipercaya menjadi Direktur Forum Perempuan Nasionalis Indonesia (FPNI) Jawa Timur pada 2003.
Melalui organisasi itu, Sumiati berkesempatan mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) di Amerika Serikat dan berkeliling tujuh negara bagian untuk belajar tentang kepemimpinan perempuan. Kiprahnya juga meluas ke dunia politik.
Ia menjadi pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur sebelum akhirnya duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur periode 2009–2014 di Komisi E yang membidangi kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Meski sukses dalam politik, Sumiati akhirnya memilih kembali fokus pada dunia pendidikan.
Ia melanjutkan pendidikan doktoral di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya dan meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi pada 2013.
Pada 2016, ia dipercaya memimpin pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 Untag Surabaya yang kini menjadi rujukan nasional.
Ia juga menjadi satu-satunya Master Assessor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Untag Surabaya dan mengantongi sertifikat Instruktur Level 6.
Puncak perjalanan karier akademiknya tercapai saat ia dilantik sebagai Wakil Rektor III Untag Surabaya pada 19 Agustus 2025.
Dalam perannya, Sumiati berfokus memperkuat karakter mahasiswa, meningkatkan kolaborasi lintas lembaga, serta memperluas jejaring kemitraan global kampus.
Dikenal dengan julukan “Mrs. Struggle”, Sumiati adalah sosok yang pantang menyerah dan berdedikasi tinggi.
Sebagai ibu tunggal dari empat putra yang kini sukses di bidang politik, kesehatan, pendidikan, dan dunia kerja internasional, ia menjadi inspirasi bagi banyak perempuan.
“Bagi saya, dunia pendidikan mengajarkan konsistensi, sedangkan pengalaman politik membentuk ketangguhan menghadapi berbagai karakter manusia,” ujarnya.
“Keduanya saling melengkapi dan menjadi bekal untuk mengabdi sepenuh hati," tambahnya.
Dr. Sumiati, dari politikus hingga Wakil Rektor III Untag Surabaya
Selasa, 7 Oktober 2025 17:22 WIB
Wakil Rektor III Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr. Sumiati, M.M. (ANTARA/HO-DSI YPTA Surabaya)
Bagi saya, dunia pendidikan mengajarkan konsistensi, sedangkan pengalaman politik membentuk ketangguhan menghadapi berbagai karakter manusia
