Surabaya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirim sejumlah bantuan, berupa makanan hingga tenda, bagi warga terdampak gempa yang berada di Pulau Bawean.
Sekretaris BPBD Jatim Andhika N Sudigda di Pelabuhan Gresik, Sabtu mengatakan bantuan tersebut berupa makanan siap saji 50 karton, air mineral 50 karton, terpal 200 buah, lauk pauk 50 karton, sembako 100 paket, matras 100 lembar, selimut 200 lembar, hingga tenda untuk pengungsi.
"Rencana yang pertama, setelah tiba di Bawean kami akan membuka tenda pengungsian terlebih dahulu dan kemudian melakukan penilaian awal terkait kerusakan yang terjadi," ucapnya.
Dari penilaian awal tersebut, pihaknya bisa memetakan dan mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan di Pulau Bawean.
"Hingga saat ini kami masih belum bisa melaporkan data validnya, oleh karena itu kami hari ini ke sana untuk melakukan pendataan," katanya.
Dari laporan awal yang diperoleh pihaknya, ada beberapa bangunan yang rusak, seperti dermaga, rumah, masjid, hingga sekolah-sekolah.
"Oleh karena itu kami akan pastikan sendiri, sehingga bisa menangani apa yang harus dikerjakan di hari-hari berikutnya," ujarnya.
Sementara, dari data yang diperoleh, untuk korban luka ada dua orang, namun kondisinya tidak seberapa parah.
"Korban yang luka ada dua dan menurut laporan tidak seberapa parah, jadi tidak perlu dirujuk ke kota," tuturnya.
Dalam pemberangkatan kali ini, BPBD bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD), seperti dinas sosial, dinas perhubungan dan biro adpim.
Sebelumnya, infrastruktur dan sejumlah rumah di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, rusak akibat gempa bumi dengan magnitudo 6 hingga 6,5 yang berpusat di wilayah Tuban, Jawa Timur, atau sekitar 40 km sebelah barat pulau tersebut.
Halwiyati, salah satu warga Dusun Tanjung Anyar, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, mengaku rumahnya ada yang retak pascagempa.
Selain itu, Masjid As Sholihin Muhammadiyah di Desa Kotakusuma, Kecamatan Sangkapura, mengalami kerusakan. Beberapa dinding keramik retak dan berjatuhan.
Warga setempat, Kikin, mengatakan masjid itu bangunan lama dan sudah tidak digunakan untuk shalat karena sudah ada masjid yang baru.