Jakarta (ANTARA) - Penelitian mengungkapkan wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung di kemudian hari.
Baca juga: Porsi hidangan laut yang disarankan untuk wanita hamil
Studi ini menyelidiki hubungan antara skor Life's Essential 8 dan risiko penyakit jantung pada peserta, termasuk mereka yang mengalami komplikasi dan mereka yang tidak mengalami komplikasi.
Life's Essential 8 adalah faktor penting yang membantu meningkatkan kesehatan jantung yang meliputi, makan dengan baik, tetap aktif, berhenti merokok, tidur yang sehat, dan menjaga berat badan, kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.
Berdasarkan kepatuhan terhadap faktor-faktor ini, skor kesehatan kardiovaskular dihitung dari 0 hingga 100, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan kesehatan kardiovaskular yang lebih baik.
Wanita yang memiliki ukuran kesehatan kardiovaskular yang lebih baik pasca kehamilan, atau mereka yang memiliki skor Life's Essential 8 lebih tinggi dari 76, menunjukkan risiko 57 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan wanita dengan skor di bawah 67.
"Wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan dan skor kesehatan kardiovaskular yang buruk setelah kehamilan memiliki peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular sebesar 148 persen. Di antara wanita dengan riwayat komplikasi kehamilan, mereka yang mencapai atau mempertahankan kesehatan jantung yang baik setelah kehamilan memiliki risiko yang sama," demikian rilis berita tersebut.
Wanita yang memiliki riwayat komplikasi kehamilan dan mampu mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan kardiovaskular yang tinggi setelah kehamilan secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular di masa depan.
Mereka pada dasarnya memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang setara dengan wanita tanpa komplikasi kehamilan meskipun tidak ada riwayat hasil kehamilan yang merugikan dan juga memiliki kesehatan kardiovaskular yang tinggi.
Temuan ini penting untuk praktik klinis serta merancang intervensi dan kebijakan kesehatan masyarakat.
"Kita perlu mengidentifikasi perempuan berisiko tinggi dan fokus untuk memastikan mereka memiliki akses terhadap gaya hidup atau pengobatan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular jangka panjang,” ungkap para peneliti.