Surabaya - Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto meyakini kurs rupiah stabil sampai akhir 2011 karena semakin menguatnya fundamental perekonomian Indonesia pada masa sekarang. "Kami prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak mencapai Rp10.000 atau berkisar antara Rp8.000-Rp9.000," kata Ryan yang juga Kepala Ekonom BNI ketika dihubungi dari Surabaya, Senin. Menurut dia, kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terlihat dari pergerakannya per semester kedua tahun ini. "Per Juli 2011, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp8.508, Agustus meningkat menjadi Rp8.578, dan September Rp8.823," ujarnya. Pada Oktober 2011 angkanya kian tinggi menjadi Rp8.835 dan November lalu menjadi Rp8.995 per dolar AS. Sementara, pada tahun 2010 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp8.991. "Kalau pada tahun 2009, besarannya mencapai Rp9.400 per dolar AS. Padahal, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2008 sempat mencapai Rp10.950," katanya. Mengenai optimisme nilai tukar rupiah pada penghujung tahun 2011, ia mengaku, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh cadangan devisa Indonesia yang tinggi karena membaiknya kinerja investasi penanaman modal asing. "Selain itu, dikontribusi oleh suku bunga acuan (BI Rate) yang semakin 'favorable' di mana kini mengalami pengurunan menjadi 6 persen," katanya. Pergerakan BI Rate tersebut, prediksi dia, bisa mencapai antara 6-6,5 persen pada tahun 2012 dengan syarat perekonomian nasional tidak terimbas krisis ekonomi global seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. "Di sisi lain, sejak tahun 2008 atau saat krisis ekonomi di Tanah Air, BI Rate pernah mencapai 9,25 persen tetapi seiring berjalannya waktu dapat turun menjadi 6,50 persen pada tahun 2009," katanya. Kemudian, BI Rate kian stabil pada tahun 2010 yang berada di posisi 6,50 persen. Akan tetapi, pada pertengahan tahun ini atau Juli-September 2011 angkanya terkoreksi menjadi 6,75 persen. Sementara, pada bulan Oktober 2011 turun menjadi 6,50 persen dan November lalu menjadi 6 persen. "Di samping itu, kestabilan perekonomian nasional ikut dipicu prestasi Indonesia bisa mempertahankan neraca perdagangannya secara positif di tengah penurunan harga berbagai komoditas di pasar internasional," katanya. (*)
Berita Terkait

Rupiah sore ini turun seiring pelemahan cadangan devisa Indonesia
8 Agustus 2025 15:49

Rupiah hari ini berpotensi naik seiring isu pemangkasan suku bunga Fed
8 Agustus 2025 10:08

Rupiah hari ini naik sejalan potensi pemotongan suku bunga Fed
7 Agustus 2025 13:03

Rupiah sore ini naik seiring pasar tunggu keputusan Trump terkait The Fed
6 Agustus 2025 16:21

Rupiah melemah seiring data ISM dan S&P AS perlihatkan ekspansi
6 Agustus 2025 09:47

Rupiah melemah jadi Rp16.391 per dolar AS
6 Agustus 2025 09:13