Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya merupakan wilayah yang dipenuhi dengan cerita-cerita sejarah pada era sebelum atau sesudah kemerdekaan, hingga dijuluki sebagai "Kota Pahlawan".
Kota tersebut, sejak masa kerajaan di Indonesia telah difungsikan sebagai wilayah pesisir, tempat lalu lintas kapal berkat Sungai Kalimas yang membentang dari Surabaya hingga wilayah Majapahit di Trowulan Mojokerto, perpanjangan dari Sungai Brantas.
Surabaya juga dikenal sebagai ujung tombak poros maritim Indonesia, dan semakin terasa ketika monumen patung tertinggi pertama yang dimiliki Indonesia berhasil dibangun.
Monumen tersebut adalah monumen Jalesveva Jayamahe yang memiliki tinggi 30,6 meter buatan I Nyoman Nuarta dari Bali.
Jalesvea Jayamahe memiliki arti "Di Laut Kita Berjaya" sehingga meneguhkan Surabaya sebagai "penguasa" lautan Nusantara.
Kini, TNI AL telah membuka untuk umum sebuah museum yang menyimpan peninggalan sejarah panjang perkembangan maritim Indonesia.
Ratusan masyarakat berbondong-bondong mengunjungi Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe.
Pantauan ANTARA di lokasi, Minggu, setelah peresmian masyarakat berbaris rapi antre agar dapat masuk ke ruang pamer utama museum.
Saat memasuki ruangan, pengunjung disajikan ratusan koleksi penting dan bersejarah, mulai dari koleksi pribadi tokoh TNI AL, koleksi persenjataan sejak sebelum maupun setelah kemerdekaan, hingga koleksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Seorang pengunjung asal Surabaya, Clorinda Constantine Arifin mengaku antusias berkunjung di museum yang baru diresmikan itu.
"Saya bersama suami dan anak, mumpung libur dan dari kemarin sudah dengar, sudah dibuka untuk umum, jadi sekalian buat pembelajaran untuk anak saya," katanya.
Para pengunjung tidak hanya dari warga Surabaya, ada pula rombongan yang berjumlah sekitar 150 pelajar MI dari Jombang.
"TNI AL punya museum cukup besar, jadi baik untuk edukasi anak-anak agar bisa tahu kejayaan TNI AL dan Maritim Indonesia," ucapnya.
Selain pelajar, ada juga komunitas sejarah yang bernama Rooderburg Surabaya yang juga turut berkunjung untuk melihat koleksi-koleksi milik TNI AL tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo usai pembukaan mengatakan rangkaian kegiatan pembukaan sebenarnya sudah dimulai sejak Sabtu (20/1).
"Kemarin kami juga sudah membuka museum ini untuk umum, yang datang sekitar 900 orang sekian, hampir seribu pengunjung," katanya.
Perwira tinggi di jajaran TNI AL tersebut menjelaskan, museum tersebut memiliki tiga fasilitas ruang pamer yang terdiri dari Gedung Heritage dan Hanggar, Gedung Teater dan Gedung Replika KRI R.E. Martadinata.
"Selain itu disediakan pula fasilitas penunjang museum lainnya seperti masjid, kafetaria, serta tata pamer koleksi luar ruang yang menampilkan salah satu koleksi utama museum, yaitu pesawat Gannet yang pernah ikut terlibat pada Operasi Trikora dan Dwikora di era tahun 1960-an," ucapnya.
Tak hanya itu, kata dia, ratusan koleksi penting dan bersejarah lainnya milik TNI AL, juga dipamerkan di museum tersebut.
"Untuk koleksi kami sangat hati-hati dalam validasinya, kami kumpulkan dari seluruh Indonesia dan riset hingga ke Belanda, jadi ini merupakan aset yang penting bagi Indonesia terutama TNI AL," ujarnya.
Laksma Hariyo menjelaskan, museum tersebut juga berbasis teknologi 4.0 yang dirancang dengan konsep kekinian.
"Seluruh perangkat digital dapat terkoneksi dan dikendalikan secara jarak jauh atau remote. Teknologi ini juga memungkinkan akses dan penambahan konten digital dapat dilakukan secara jarak jauh selama sistem terkoneksi internet," ujar Laksma Hariyo.
Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe ini berlokasi di Jalan Raya Hang Tuah Nomor 1, Ujung Perak, Surabaya dan bisa dikunjungi setiap hari Selasa sampai Minggu dari pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Ada empat jenis tiket yang ditawarkan untuk pengunjung, yakni tiket reguler, reguler+teater, reguler+ Immersive dan full access, dengan harga mulai Rp15.000 hingga Rp50.000.
Tiket reguler berlaku untuk kunjungan ke area museum yaitu area Introduksi, area Hanggar, dan area KRI RE Martadinata.
Sementara, tiket Immersive berlaku untuk wahana khusus di Museum Pusat TNI Angkatan laut yang memberikan pengalaman dan sensasi pertempuran di Laut Arafuru.
Melihat lebih dalam sejarah maritim Indonesia di Surabaya
Minggu, 21 Januari 2024 18:32 WIB
baik untuk edukasi anak-anak agar bisa tahu kejayaan TNI AL dan Maritim Indonesia