Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menghambat laju inflasi dengan memaksimalkan subsidi transportasi dan Warung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Ini bagian dari upaya untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, berbagai strategi telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari menggelar pasar murah, penanaman komoditi cabai serentak, hingga membuat Warung TPID.
Salah satu cara untuk menekan laju inflasi di Kota Surabaya, lanjut dia, adalah memberikan subsidi transportasi. Subsidi transportasi ini bukan hanya untuk menekan laju inflasi, akan tetapi juga untuk menyesuaikan harga bahan kebutuhan pokok dengan harga eceran tertinggi (HET).
Baca juga: Pemkot Surabaya angkat 16 orang Program Guru Penggerak jadi kepala sekolah
“Surabaya ini bukan penghasil, tapi penampung. Jadi Kota Surabaya ini mengambil (bahan kebutuhan pokok) dari tempat lain. Insya Allah yang kita lakukan adalah subsidi yang terkait dengan transportasi,” katanya.
Wali Kota Eri menyebutkan, ketika Kota Surabaya mengambil bahan kebutuhan pokok dari daerah lain dan ternyata harganya tinggi, maka akan dijual kembali sesuai dengan harga tengkulak.
"Contoh, seumpama mengambil cabai dari Nganjuk harganya Rp1.000, maka menjualnya juga Rp1.000. Karena kita mensubsidi transportasinya, kita tidak bisa mensubsidi pupuk dan lain-lainnya, jadi itu yang dimaksimalkan,” ucapnya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu memastikan, harga sembako saat ini masih stabil di Kota Surabaya. Stabilnya harga sembako ini karena Pemkot Surabaya membuka Warung TPID di pasar-pasar.
Cak Eri menyebutkan, harga sembako seperti beras, minyak, dan gula di Warung TPID disesuaikan dengan HET. Dia menjamin, adanya warung tersebut maka harga bahan pokok tersebut bisa stabil.
“Kami berikan poster dan spanduk besar harganya sama dengan HET. Jadi kalau ada toko lain yang menjual itu (beras, minyak, dan gula) bisa membeli di Warung TPID,” katanya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Inflasi Kota/Kabupaten Month to Month (m-to-m) per November 2023, Kota Surabaya sebesar 0,26 persen. Sedangkan inflasi Year on Year (y-o-y) per November 2023 sebesar 3,31 persen.
Komoditas yang andil dalam inflasi m-to-m di Kota Surabaya pada bulan November 2023 diantaranya adalah, cabai rawit, angkutan udara, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, ikan mujair, apel, dan brokoli.
Sedangkan komoditas yang andil dalam deflasi m-to-m di Kota Surabaya pada November 2023 yakni bensin, daging ayam ras, melon, kacamata, tarif kendaraan roda 4 daring, daging sapi, pembalut wanita, bawang putih, tomat, dan ayam hidup.
Pemkot Surabaya maksimalkan subsidi transportasi dan warung TPID
Minggu, 3 Desember 2023 8:23 WIB