Lahirkan dai, Ustaz Adi Hidayat beri selamat ke STIDKI Ar Rahmah Surabaya

Ustaz Adi Hidayat saat memberi sambutan dalam wisuda ke-4 STIDKI Ar Rahmah Surabaya, Sabtu (11/11/2023). ANTARA/HO-STIDKI Ar Rahmah Surabaya

Semua lulusan STIDKI harus selalu berkontribusi bagi negara dan Islam tentunya

Surabaya (ANTARA) - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat memberi selamat untuk Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya yang telah melahirkan dai, ulama dan imam terbaik di zaman ini.

"Saya sampaikan selamat kepada citivas akademika STIDKI Ar Rahmah karena sudah berhasil melahirkan dai, ulama dan imam terbaik di zaman ini," ucap Ustaz Adi Hidayat dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Minggu.

Sementara itu, Koordinator kopertis wilayah 4 surabaya Prof Abdul Kholil mengatakan dengan adanya wisuda, menandakan bahwa STIDKI kampus sehat, terlebih telah meluluskan 33 wisudawan akademik dan 22 wisudawan Al Quran.

"Saya juga mengucapkan selamat kepada adik-adik STIDKI yang hari ini secara resmi diwisuda dalam rangka menamatkan proses pendidikan. Ukuran dari kampus sehat mana kala anak-anak yang diwisuda tidak melebihi empat tahun adalah tanda kampus sehat," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua STIDKI Ar Rahmah Surabaya Shobikhul Qisom menekankan bahwa puluhan wisudawan yang telah lulus harus berkontribusi positif dalam pembangunan Indonesia dan Islam.

"Semua lulusan STIDKI harus selalu berkontribusi bagi negara dan Islam tentunya," kata dia.

Di sisi lain, pihaknya juga telah meluluskan salah satu mahasiswanya yang merupakan wisudawan terbaik dari program studi Manajemen Dakwah Ahmad Fadlan Rizki.

Fadlan yang memiliki IPK 3,79 itu pun menceritakan pengalamannya saat berkunjung di Atambua, yakni kawasan yang merupakan perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

"Kami banyak diberikan pengalaman kesempatan beberapa waktu lalu. Saya dapatkan amanah untuk berhikmah di ujung negeri di Atambua perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Ketika pertama kali sampai di tempat itu, saya berkenalan dan banyak orang dan banyak bertemu dan banyak kali saudara-saudara Mualaf, seperti saya," kata Fadlan.

Hal itu yang membuat Fadlan bergerak untuk melakukan perubahan. Dia memutuskan untuk membuat program pembinaan bagi Mualaf, salah satunya membaca Al Quran.

"hari ini sudah banyak yang bisa membaca Al Quran dari ibu-ibu Mualaf tersebut Alhamdulillah ada yang Iqro 6, Iqro 5 tapi Walillahilham ini merupakan karunia Allah Subhanahu Wa Taala," ujarnya.