Situbondo (ANTARA) - "Komunitas Besuki Membaca" menggelar kegiatan bertajuk Galang Gerak Budaya Tapal Kuda" (GGBTK) di Macah Besokeh, Gedung Residen Besuki, Kabupaten Situbondo, dengan mengajak kaum setempat untuk mengenali dan menggali nilai-nilai sejarah masa lalu.
Ketua Komunitas Besuki Membaca Moh Arifin Nur di Situbondo, Sabtu, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian program Galang Gerak Budaya Tapal Kuda oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI serta kerja sama dan Kompartemen Kebudayaan Ikatan Alumni (IKA) Universitas Brawijaya (UB) Malang.
"Besuki, yang terletak di Kabupaten Situbondo, memiliki sejarah kaya dan beragam. Seiring waktu, kawasan ini telah mengalami berbagai peristiwa bersejarah dinamika sosial budaya yang membentuk identitasnya," katanya didampingi budayawan diaspora Besuki, Redy Eko Prastyo.
Arif menjelaskan bahwa kota tua Besuki merupakan ruang penting dalam perkembangan kebudayaan di wilayah Tapal Kuda Jatim, terutama saat kolonial, bahkan hingga saat ini, sehingga Besuki sangat pas disebut sebagai "titik perjumpaan".
Sejarah Besuki mencerminkan perjalanan panjangnya dari masa pra-sejarah hingga menjadi bagian integral dari kawasan Situbondo yang maju dan berbudaya. Peninggalan sejarah di Besuki memberikan kekayaan dan keunikan bagi masyarakat setempat serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Pada 18 November 2023, katanya, Komunitas Besuki Membaca menghadirkan rangkaian program GGBTK dari pagi hingga malam. Pagi hingga siang diadakan workshop "En Maenan Agamber Besokeh" dengan pendekatan multimedia art, bertujuan untuk menggali potensi kreativitas melalui berbagai media.
Menurut Arif, agenda ini melibatkan adik-adik pelajar, komunitas, dan warga muda Besuki. Selain workshop, diadakan ekskursi kesejarahan ke kampung-kampung tua Besuki, memperkenalkan peserta pada akar budaya dan sejarah kampung kelahiran.
"Malam harinya, ruang audio visual dipenuhi dengan performance yang merespons identitas kampung. Saling silang bunyi akan ditampilkan untuk menciptakan pengalaman audiovisual yang unik, menyatukan keberagaman dalam keharmonisan," katanya.
Ia berharap, program yang berangkat dari niat "semangat baik" ini tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga memicu produktivitas bersama dalam merespons ruang kampung.
Kegiatan itu juga didukung oleh program CSR Paiton Energi, mitra komunitas Holution Studio, Blender Army, Jaringan Kampung (japung) Nusantara.