Jumlah Wisman Saksikan Karapan Sapi Pamekasan Turun
Sabtu, 22 Oktober 2011 19:36 WIB
Pamekasan - Kunjungan wisatawan mancanegara ke Pamekasan untuk menyaksikan Festival Sapi Sonok dan Karapan Sapi 2011, menurun dan hanya datang dari lima negara dengan total 30 orang, termasuk wisatawan domestik yang menjadi anggota "internasional traveling".
Menurut anggota "Internasional traveling" asal Madura Ahmad Mulki Fawi Sabtu, di Pamekasan, pada 2010 wisatawan asing yang datang ke Pamekasan untuk menyaksikan karapan sapi dari 10 negara dan penurunan itu kemungkinan akibat kurangnya biro perjalanan wisata mempromisikan agenda tersebut.
Wisatawan yang datang ke Pamekasan guna menyaksikan secara langsung festival budaya Madura berupa sapi sonok, karapan sapi dan pentas seni dalam acara "Semalam di Madura" kali ini dari negara Inggris, Amerika, Rusia, Prancis, Slovakia dan Denmark.
Pada 2010, sambung dia, wisatawan luar Madura yang datang ke Pamekasan untuk menyaksikan secara langsung kegiatan tahunan di wilayah itu sebanyak 65 orang, terdiri dari wisatawan domistik (luar Madura) dan wisatawan asing.
Ahmad Mulki Fawi mengatakan, rendahnya wisatawan asing kali ini karena kegiatan budaya di Pamekasan ini bersamaan dengan kegiatan budaya yang ada di Yogjakarta.
Disamping karena waktu pelaksaan bersamaan, praktik penyiksaan dalam karapan sapi itu diduga menjadi pertimbangan bagi para wisatawan asing untuk datang menyaksikan gelar budaya tahunan di Pamekasan tersebut.
"Kalau terhadap seni dan budaya lain semisal sapi sonok, mereka sangat tertarik. Bahkan mereka sangat mengagumi," kata Mulki Fawi menjelaskan.
Secara terpisah, Kepala Badan Koordinator Wilayah Madura (Bakorwil) Eddy Susanto mengakui, rendahnya kunjungan wisatawan asing ke Pamekasan dalam gelar budaya tahunan berupa festival karapan sapi ini, salah satunya karena adanya praktik penyiksaan.
"Kami berupaya tahun depan praktik ini bisa dihapus," kata Eddy Susanto menjelaskan.
Disamping itu, pertimbangan lain, karena di Pamekasan sendiri sampai saat ini belum memiliki tempat penginapan atau hotel yang memadai.
Sebab hotel berbintang yang rencananya akan dibangun di Pamekasan oleh investor lokal saja ditutup dengan alasan karena dikhawatirkan akan menjadi tempat berbuat maksiat.
"Fasilitas hotel saya kira juga menjadi pertimbangan wisatawan untuk datang ke Pamekasan ini," kata Eddy Susanto menjelaskan. (*)