Kuala Lumpur (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur melakukan kerja sama program beasiswa repatriasi untuk anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Malaysia.
Konsul Jenderal RI Johor Bahru Sigit Suryantoro Widiyanto yang dihubungi dari Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan kerja sama itu bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak pekerja migran di negara tersebut, melalui program pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di jaringan sekolah tingkat menengah atas atau sederajat di lingkungan Muhammadiyah Jawa Timur.
Setelah lulus tingkat SMA atau SMK, para penerima beasiswa program repatriasi Muhammadiyah yang umumnya merupakan anak dari PMI yang tidak memiliki izin tinggal di Malaysia itu nantinya juga berkesempatan untuk mendapatkan prioritas dalam memperoleh beasiswa tingkat perguruan tinggi di lingkungan Universitas Muhammadiyah.
Anak-anak PMI yang lahir di Malaysia tidak mendapatkan akses pendidikan. Oleh karena itu, kata Sigit, salah satu solusi untuk dapat terhindar dari risiko masalah sosial adalah dengan memastikan keberlanjutan pendidikan anak-anak tersebut, sehingga diharapkan dapat menarik kembali orang tua mereka ke Indonesia.
Harapannya kerja sama tersebut dapat dilanjutkan dan dikembangkan ke tingkat perguruan tinggi, kata Sigit.
Menurut Konjen Sigit, anak-anak PMI yang menempuh pendidikan di Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) dan mendapat beasiswa itu tentu juga melalui proses seleksi. Itu diterapkan agar anak-anak juga semangat dalam upayanya.
Selanjutnya, jika nilai mereka bagus selama menempuh pendidikan SMA atau SMK di sana, maka akan diberikan prioritas melanjutkan ke Universitas Muhammadiyah di Jawa Timur.
Untuk tahun ajaran 2022/2023 terdapat 14 anak PMI yang bersekolah di SIJB memperoleh beasiswa PWM Jawa Timur, tiga anak memperoleh beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), satu siswa melanjutkan secara mandiri ke Semarang, dan lima Siska tidak diizinkan orang tua dan tidak kembali ke Indonesia.
Ketua PWM Jawa Timur Sukadiono mengatakan kerja sama itu merupakan implementasi dari doktrin Muhammadiyah yaitu kerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan.
PWM Jawa Timur juga sepakat bahwa pemberian beasiswa tidak cukup setingkat sekolah menegah atas, namun akan dilanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi, ujar dia.
Untuk itu, ia mengatakan PWM Jawa Timur akan menjajaki kerja sama lanjutan dengan KJRI Johor Bahru terkait skema pemberian beasiswa pendidikan tinggi di lingkungan Muhammadiyah.
Salah satu siswa penerima beasiswa di SMA Muhammadiyah Sidoarjo, Wulan Diana mengatakan awal pengalamannya bersekolah di Indonesia sempat khawatir karena perbedaan budaya. Namun setelah tiga bulan menjalani pendidikan di sana sudah dapat menikmati tinggal dan bersekolah di Indonesia.
Ia berharap bisa sukses menyelesaikan pendidikannya dan membawa orang tuanya kembali ke Indonesia.
Perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Ketua Majlis Dikdasmen PWM Jawa Timur, enam Kepala Sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur dan 14 siswa alumni SIJB yang saat ini melanjutkan pendidikan di SMA/SMK Muhammadiyah di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gondanglegi, Ngawi dan Purwokerto hadir saat penandatanganan MoU di Aula Mas Mansyur, Kantor PWM Jawa Timur, Surabaya, Senin (23/10).