Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal RI Johor Bahru menyatakan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tenggelamnya kapal di perairan Malaysia pada Rabu (15/12) bertambah lima orang sehingga total 16 orang dinyatakan meninggal dunia dari peristiwa nahas tersebut.
Berdasarkan informasi dari Imigrasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru yang diterima di Jakarta, Kamis, kapal yang mengangkut 50 WNI tersebut tenggelam di Tanjung Balai Kota Tinggi Johor.
Informasi dari aparat terkait, diduga kapal tersebut karam saat menurunkan penumpang di sekitar perairan Tanjung Balai. Nahas, kapal itu dihantam ombak besar akibat cuaca buruk.
Informasi tersebut didapatkan oleh KJRI Johor Bahru dari Pusat Kawalan Operasi Maritim (MRSC) Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Johor dan IPD (Polres) Kota Tinggi Johor.
Satgas KJRI Johor Bahru telah mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan Timbalan Pengarah Operasi APMM Negeri Johor yakni Simon dan Kapolres Kota Tinggi Inspektur Zaireal untuk mendapatkan informasi dan koordinasi penanganan lebih lanjut.
Sebelumnya, dilaporkan ada 11 WNI meninggal dunia yang terdiri dari tujuh laki-laki dan empat orang perempuan. Selain itu, 14 orang ditemukan selamat. Dari dua orang perempuan yang selamat, satu di antaranya dirawat di Hospital Kota Tinggi karena dalam kondisi kritis.
Kemudian, dari 12 orang laki-laki yang selamat, polisi setempat menduga satu orang di antaranya sebagai pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sebagai (tekong).
Kemudian 14 orang yang selamat telah diamankan oleh pihak Angkatan Tentara Malaysia (ATM) di Tanjung Sepang Kota Tinggi untuk dilakukan penyidikan dan tes PCR tes.
Satgas KJRI Johor Bahru juga telah mencari dokumen atau identitas para penumpang yang menjadi korban kapal nahas tersebut.