Siswi Pelaku Video Perkelahian Tidak Dikeluarkan Sekolah
Rabu, 12 Oktober 2011 21:39 WIB
Tulungagung - Tiga orang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang terlibat dalam video perkelahian yang belakangan beredar luas di antara pelajar dan masyarakat, dipastikan tidak akan dikeluarkan dari sekolah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Bambang Setyo Kardjono, Rabu, ketiga anak didik itu tetap berhak atas pendidikan yang terbaik meskipun perilaku mereka dinilai telah mencoreng nama baik sekolah maupun dunia pendidikan di Tulungagung.
"Terlepas dari apa yang mereka lakukan, mereka tetap peserta didik yang berhak atas pendidikan terbaik. Jadi kami bukan sekadar menyatakan salah, memberi sanksi dan mengeluarkan mereka dari sekolah," ujarnya.
Bambang menambahkan, dirinya sudah menemui kepala sekolah asal para siswi tersebut dan menekankan agar memberikan bimbingan terbaik buat mereka.
Menurut Bambang, para siswi tersebut adalah korban dari sebuah dunia pendidikan yang dikepung oleh perubahan budaya yang begitu cepat.
"Anak-anak ini menurut kami adalah korban, bukan semata-mata pelaku kriminalitas. Mereka justru butuh bimbingan dan pelayanan yang terbaik dari para pendidik," katanya.
Namun Bambang mengingatkan, bahwa mendidik anak bukan sepenuhnya tanggung jawab sekolah, melainkan juga harus melibatkan orang tua. Apalagi sebagian besar waktu anak-anak justru di luar jam sekolah.
Dengan demikian, orang tua yang harus lebih ketat mengawasi anak-anak mereka selepas jam sekolah, agar tidak salah bergaul maupun mendapat pengaruh buruk dari lingkungan tidak terdidik.
"Selama di sekolah jelas tanggung jawab guru sebagai pendidik. Tapi orang tua tidak bisa menggantungkan sepenuhnya pada sekolah, melainkan harus bersinergi," tuturnya.
Untuk mencegah hal serupa terjadi di antara pelajar, lanjut Bambang, dinas pendidikan akan kembali mencanangkan untuk lebih menggalakkan program-program ektrakurikuler. Segala kegiatan tersebut terbukti mampu membantu membentuk karakter siswa.
Selain itu, dengan aneka kegiatan positif selepas jam sekolah yang rutin, waktu para peserta didik tetap akan terisi dengan hal-hal yang bersifat positif. (*)