Surabaya (ANTARA) - Lembaga survei Poltracking Indonesia menunjukkan hasil temuan Partai Amanat Nasional (PAN) tembus ambang batas parlemen pada Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
"Elektabilitas PAN mampu mencukupi bahkan melebihi parliamentary threshold (PT) atau ambang batas sebesar 4 persen," kata Peneliti Senior Poltracking Indonesia Arya Budi dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, PAN termasuk ke dalam partai politik (parpol) yang mempunyai potensi besar untuk tembus dalam Parlemen.
Pada survei yang dilakukan periode 3 - 9 September 2023 tersebut, tercatat partai pimpinan Zulkifli Hasan tersebut berhasil menembus PT dengan capaian angka 4,3 persen. Posisi PAN bahkan unggul dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan untuk posisi pertama masih di tempati oleh PDI Perjuangan dengan elektabilitas sebesar 24,4 persen. Disusul kemudian pada posisi kedua terdapat Partai Gerindra yakni mendapat angka 16,7 persen lalu Partai Golkar di peringkat ketiga dengan 10,1 persen.
Terdapat juga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9,3 persen, yang diikuti Partai Nasdem 9,1 persen, hingga Partai Demokrat dengan tingkat elektabilitas 6,9 persen. Peringkat elektabilitas parpol tersebut merupakan preferensi pilihan langsung masyarakat di Tanah Air.
"Pada simulasi surat suara 18 partai politik, PDI Perjuangan memperoleh elektabilitas 24,4 persen), diikuti Partai Gerindra 16,7 persen, dan Partai Golkar 10,1 persen," kata Arya.
Kenaikan elektabilitas PAN tentu tidak dipungkiri dari masifnya dukungan yang diberikan masyarakat semua lapisan. Hal demikian tentu semakin kuat terwujud dari adanya deklarasi dukungan yang hadir dari berbagai kalangan untuk PAN.
Belum lagi melihat pergerakan yang hadir dari para relawan serta tokoh bangsa terhadap PAN di berbagai daerah. Tentunya hal itu dengan beragam latar belakang mulai dari anak muda, emak-emak, artis, jawara, para tokoh Bangsa hingga mampu mengambil ceruk pemilih dari Nahdlatul Ulama (NU).
Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada periode 3-9 September 2023 dengan mengambil populasi warga negara Indonesia (WNI) pemilih sebesar 1.220 responden, dengan menggunakan metode multistage random sampling dan 2,9 persen margin of error.