Surabaya (ANTARA) - RSUD Soewandhie Kota Surabaya, Jawa Timur, menerapkan teknik modern operasi bedah tulang sebagai bagian dari layanan kesehatan untuk meminimalisasi risiko.
"Di sini yang diambil adalah teknik operasinya untuk mengatasi masalah cedera yang ada di sendi," kata Dirut RSUD dr M Soewandhie Kota Surabaya Billy Daniel Messakh dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.
Operasi pertama, lanjut dia, adalah sendi pada bagian bahu dan kedua sendi pada lutut. Ini menjadi kebanggaan bagi RSUD dr M Soewandhie, karena memiliki tempat dan alat yang diakui untuk melakukan operasi yang bersifat spesifik.
Billy mengatakan RSUD dr M Soewandhie telah menggelar live surgery atau menampilkan jalannya tindakan operasi secara langsung. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian 11th Annual Meeting of IOSSMA 2023, dengan tema Sport Medicine and Arthroscopy Practice: Comprehensive Approach pada Sabtu (23/9).
Billy menyampaikan kegiatan 11th Annual Meeting of IOSSMA 2023 adalah agenda tahunan bagi para dokter ortopedi (bedah tulang) khusus pada bidang cedera olahraga. Mereka berkumpul dan mengadakan sebuah seminar berskala internasional.
Selanjutnya, kegiatan yang berlangsung di Kota Pahlawan itu akan menampilkan tindakan operasi bedah ortopedi yang diakibatkan cedera akut, kronis, dan trauma. RSUD dr M Soewandhie juga terpilih untuk menampilkan pembaharuan teknik operasi, khususnya pada bidang cedera olahraga.
Billy mengaku perwakilan dokter ortopedi telah meninjau kelengkapan medis yang ada di RSUD dr M Soewandhie. Karenanya, masyarakat Kota Surabaya tidak perlu lagi pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan medis atau melakukan tindakan operasi.
Sebab, Pemerintah Kota Surabaya melalui RSUD dr M Soewandhie telah memiliki prosedur bedah artroskopi.
"Mereka kagum bahwa Surabaya memiliki kelengkapan medis seperti ini yang di negara mereka juga sama dengan yang kami gunakan. Kami memiliki alat dan ahlinya, sehingga untuk mengatasi persoalan itu cukup di Surabaya, tidak harus ke luar negeri. Ini adalah pembuktian bahwa para dokter dari luar negeri datang untuk menggunakan apa yang kita punya sebagai sarana untuk belajar," ucapnya.
Sementara itu, sebagai pimpinan operasi dalam kegiatan ini, Gede Chandra mengatakan kegiatan 11th Annual Meeting of IOSSMA 2023, merupakan seminar tahunan yang diadakan oleh para dokter ortopedi atau dokter bedah tulang yang berkecimpung pada persoalan cedera olahraga.
Para tamu atau dokter yang datang dari luar Indonesia diundang untuk saling bertukar dan memperbaharui ilmu pengetahuan pada bidang cedera olahraga.
"Selain memiliki ruang operasi yang sesuai, sarana dan prasarana juga memadai, RSUD M Soewandhie juga memiliki alat-alat yang bisa melaksanakan operasi semacam ini, yakni artroskopi, yaitu operasi yang menggunakan kamera Endoskopi (pemeriksaan organ tubuh bagian dalam tanpa pembedahan besar), tapi melihat ke dalam persendian, seperti sendi bahu dan lutut," kata Chandra sebagai dokter penanggung jawab asal RSUD dr M Soewandhie.
Ia menjelaskan persiapan pelaksanaan live surgery itu juga dibantu oleh tenaga medis dan nonmedis di RSUD dr M Soewandhie, sehingga acara ini bisa digelar dan disiarkan secara langsung sebagai sarana untuk mendidik dokter ortopedi sebagai peserta di 11th Annual Meeting of IOSSMA 2023.
Apalagi, saat ini banyak pasien yang datang ke RSUD dr M Soewandhie yang mengalami cedera olahraga. Salah satunya, ia bersama tim ia melakukan tindakan operasi memperbaiki ACL atau pembedahan untuk mengangkat ligamen yang robek dari lutut dan menggantinya dengan jaringan baru.
"RSUD dr M Soewandhie sudah banyak kedatangan pasien semacam itu dan harapan ke depan bisa menjadi rujukan untuk cedera olahraga. Kalau untuk tindakan operasi berkisar antara 1-2 jam, karena didukung peralatan yang canggih dan tenaga medis yang cekatan. Jadi, operasi semacam ini bisa dilakukan secara cepat," katanya.
Teknik operasi yang digunakan juga semakin modern dengan menggunakan sayatan atau luka operasi yang ukurannya semakin mengecil, yakni menggunakan kamera, selanjutnya memasukkannya ke dalam persendian untuk dilakukan segala tindakan di dalam sendinya.
"Kalau dulu, sendi di bahu harus disayat lebar untuk dilihat dalamnya. Sekarang tidak, sayatannya maksimal 1 cm cukup hanya luka kecil dan kameranya yang masuk, kita lihat dari monitor dan semua dikerjakan dari dalam sehingga lukanya sedikit dan penyembuhannya juga lebih cepat," ujarnya.
Karenanya, ia menegaskan RSUD dr M Soewandhie memiliki peralatan medis yang canggih dan terus-menerus diperbarui. Dengan demikian, teknik operasi yang semakin modern akan membuat jalannya operasi semakin cepat, serta luka sayatan yang kecil dengan hasil yang baik.
"Jadi, tidak perlu khawatir, kalau dulu luka operasinya besar, sekarang hampir semua bisa menggunakan teknik operasi yang semakin modern," katanya.