Surabaya (ANTARA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) Smelter bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menggelar "Rembuk Akur" sebagai wadah kolaborasi dan memperkuat sinergitas membangun ketahanan masyarakat setempat dari segala aspek, Senin.
Vice President Business Process, Smelter & Refining PTFI Smelter Aripin Buman mengatakan "Rembuk Akur" menjadi wadah menyelaraskan langkah perusahaan sesuai hasil rapat pleno perdana, pada 23 Februari 2023 terkait panduan rencana strategis pemberdayaan masyarakat yang optimal di masa mendatang.
"Pada rapat pleno kali ini, para peserta Rembuk Akur akan mempelajari hasil studi Universitas Airlangga mengenai ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kabupaten Gresik," kata Aripin melalui keterangan resmi.
Kajian tersebut untuk mengukur visi dan misi perusahaan yang nantinya dijadikan acuan menentukan prioritas kegiatan bersama pihak-pihak terkait.
PTFI Smelter turut menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Gresik atas dukungan terhadap PTFI. Selain itu perusahaan juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Airlangga lantaran telah melakukan studi sosial di wilayah setempat.
Selain itu apresiasi juga diberikan kepada Partnership-ID selaku fasilitator "Rembuk Akur".
Dia berharap agenda ini bisa menciptakan harmonisasi antar penerapan kebijakan perusahaan dengan upaya pemberdayaan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Semoga melalui forum konsultasi dan diskusi ini PTFI dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan juga lingkungan di sekitar PTFI," tutur dia.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik Misbahul Munir menyambut baik langkah implementasi CSR dari PTFI yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur.
Dia berharap masyarakat tidak lagi menjadi objek, namun turut menjadi subjek terhadap kemajuan industri Indonesia.
"Kami melakukan pengkajian yang kemudian kami rembuk bersama, sehingga apa yang nanti menjadi kebutuhan masyarakat Gresik akan terintegrasi dengan PTFI," ujarnya.
Misbahul menghimbau kepada masyarakat agar bersabar dalam proses penerbitan hasil "Rembuk Akur", karena diskusi ini membutuhkan waktu.
"Metode ini merupakan metode yang baik, karena melibatkan semua elemen masyarakat. Semoga masyarakat dapat mengikuti rangkaian acara Rembuk Akur dengan baik," ucapnya.