Situbondo (ANTARA) - Perum Bulog Bondowoso, Jawa Timur, mulai menggelontorkan 25 ton beras per minggu kemasan 5 kilogram dengan harga Rp47.250 atau Rp9.450 per kilogram program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai upaya untuk menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir.
Harga beras di pasaran melonjak naik Rp2.000 per kilogram, seperti beras kemasan 5 kilogram dari sebelumnya Rp65.000 naik menjadi Rp75.000, baik di Bondowoso maupun Situbondo.
"Harga beras yang kami jual sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram, kualitas berasnya bagus, dari segi tampilan maupun rasa," ujar Pemimpin Cabang Bulog Bondowoso yang juga membawahi Situbondo Muhammad Ade Saputra di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional dan pedagang beras di wilayah kerjanya di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo.
Dalam seminggu, kata Ade, ada 25 ton beras yang disalurkan kepada para pedagang di wilayah Situbondo, dan masing-masing toko (pedagang) mendapatkan jatah sekitar 2 ton tiap pekan.
Harga jual beras disesuaikan dengan harga eceran tertinggi atau HET yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp9.450 per kilogram.
"Kalau harga beras premium di pasaran saat ini di atas Rp13.900 per kilogram, sedangkan medium di atas Rp10.900 per kilogram," kata Ade Saputra.
Dengan demikian, Ade mengimbau kepada para pedagang agar menjual beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan dari Perum Bulog sesuai dengan harga yang di tetapkan oleh pemerintah, sehingga masyarakat bisa membeli beras berkualitas dengan harga pantas.
"Pedagang setidaknya turut menjual beras SPHP dari Perum Bulog sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Harapannya harga beras kembali stabil," katanya.
Ade menambahkan bahwa ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dimiliki oleh Bulog Kantor Cabang Bondowoso masih mencukupi.