Panen Terakhir Tembakau Bojonegoro Akhir September
Sabtu, 24 September 2011 10:10 WIB
Bojonegoro - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), menjadwalkan akhir September ini merupakan panen terakhir untuk tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) dan Jawa di wilayah setempat, karena Oktober sudah masuk musim hujan.
Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro, Khoirul Insan, Sabtu, menegaskan masa panen terakhir tembakau di wilayahnya, berdasarkan ketentuan panen normal tanaman tembakau dijadwalkan akhir September ini.
Perhitungannya, berdasarkan ramalan yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, di Bojonegoro, mencatat awal Oktober sudah masuk musim hujan.
Di Bojonegoro, lanjutnya, tanaman tembakau Virginia VO dan Jawa yang ditanam sesuai jadwal dengan luas 12.275 hektare, akan rampung semuanya pada akhir September.
"Di luar areal itu, memang masih ada tanaman tembakau, sekitar 1.000 hektare, tapi sifatnya spekulasi, tidak masuk dalam perhitungan," katanya.
Menjawab pertanyaan, Khoirul Insan menyatakan, pihaknya belum melakukan perhitungan jumlah produksi tanaman tembakau di wilayahnya. Namun, dalam masa panen beberapa waktu lalu, dilakukan pendataan rata-rata produksi tanaman tembakau dengan cara mengambil contoh produksi tembakau di sejumlah sentra.
Hasilnya, menurut dia, tanaman tembakau Virginia VO yang digarap secara intensif, seperti di Desa Mbalongrejo, Kecamatan Sugihwaras, dengan luas sekitar 500 hektare, maka produksinya 15 ton daun basah atau 2 ton tembakau kering/hektare.
Di lain pihak, lanjutnya, dari pengambilan contoh panen di lain tempat, ada yang jauh di bawah produksi tembakau yakni di Sugihwaras yang dalam pengelolaan atau di bawah binaan pengusaha tembakau setempat.
"Rata-rata yang tanaman tembakaunya digarap secara serius, hasilnya bisa 1,2 kilogram per pohon, lainnya terendah, bahkan ada yang hanya 0,46 kilogram per pohon," katanya menambahkan.
Menurut dia, tanaman tembakau yang bermitra dengan pabrikan dan pengusaha tembakau, produksinya tergolong bagus dan luasnya berkisar 60 persen dari seluruh areal tanaman tembakau tertanam.
"Musim tanam tembakau 2012, sudah kita persiapkan benih unggul Bojonegoro 1, yang kami tangkar sendiri," ungkapnya.
Secara terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Sarif Usman menyatakan, prospek tanaman tembakau di Bojonegoro, pada musim tanam 2012, masih bagus.
Hal itu karena pabrikan masih kekurangan bahan baku terutama tembakau Virginia VO Bojonegoro, karena pada beberapa tahun yang lalu, terjadi gagal panen tembakau, akibat terganggu hujan.
"Pemkab tetap harus melakukan pemantauan dan pengendalian harga, untuk mencegah permainan para pedagang," katanya menegaskan.
Ia mencontohkan, harga tembakau Virginia VO rajangan yang semula sempat mencapai Rp33.000/kg, langsung anjlok menjadi Rp20.000/kg, akibat hujan yang hanya terjadi selama dua hari.
"Sekarang menjelang tutup panen harga tembakau kering hanya berkisar Rp17.000/kg," ucapnya.