Situbondo (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengemukakan bahwa latihan gabungan TNI tiga matra sebagai upaya terus mengasah kemampuan dan meningkatkan profesionalisme prajurit untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman maupun gangguan terhadap NKRI.
"Latihan gabungan ini penting dilakukan untuk menjaga kedaulatan negara. Yang mengancam kedaulatan kita, maka kita mengatasinya dengan operasi gabungan seperti ini," ucapnya usai meninjau Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha 2023 di T-12 Puslatpur Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Selain untuk mengasah dan meningkatkan profesionalisme prajurit TNI, lanjut Panglima Yudo Margono, latihan gabungan tersebut juga untuk melihat kekuatan maupun kesiapsiagaan operasional alutsista baik TNI AD, AL, maupun AU, termasuk juga kesiapan seluruh personel yang terlibat.
"Personel yang terlibat dalam latihan gabungan ini yakni sebanyak 7.675 personel, 35 Kapal Republik Indonesia, 20 pesawat tempur, 15 helikopter, 19 tank darat, dan 43 tank amfibi, termasuk meriam, baik untuk operasi darat gabungan maupun meriam untuk pertahanan pantai.
"Semua kami libatkan dan cek kesiapsiagaannya, ini untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kemampuan TNI di dalam operasi gabungan TNI sesuai doktrin yang dimiliki," ujarnya.
Panglima TNI Yudo Margono menambahkan, latihan perang konvensional masih efektif untuk mengantisipasi ancaman kedaulatan negara di masa depan.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan, kata Panglima TNI, kemungkinan ancaman masuknya musuh akan melalui salah satu pulau.
"Untuk mengantisipasi agar musuh tidak memasuki wilayah Indonesia yaitu dengan operasi gabungan laut. Tetapi ketika musuh berhasil masuk dan menguasai maka mengatasinya dengan operasi amfibi yang dilanjutkan dengan operasi darat gabungan," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD juga meninjau langsung latihan gabungan TNI menggantikan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya dijadwalkan hadir dalam latihan gabungan tiga matra itu.