FSS 2011 Terobos Sekat Komunikasi Publik-Seniman
Selasa, 20 September 2011 19:14 WIB
Surabaya - Pelaksanaan Festival Seni Surabaya 2011 siap menerobos sekat komunikasi antara publik dengan seniman, seiring diadakannya Parade Teater Alternatif di komplek Taman Budaya Jawa Timur di Surabaya, Rabu (21/9).
"Pada kegiatan yang merupakan pra-FSS itu, kami menghadirkan enam teater asli Jatim," kata "Project Officer" Teater FSS 2011, Didik Wahyudi, dalam rilisnya di Surabaya, Selasa.
Ia berharap kegiatan tersebut bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap teater. Keenam teater yang tampil adalah Teater Roda (Lamongan), Kopi Hitam (Jombang), Klinik Teater STKW, Sabda , Sendratasik Unesa, dan pertunjukan Slamet Japrak (keempatnya dari Surabaya).
"Selama ini, teater dipahami sebagai keharusan untuk dipentaskan di panggung pertunjukkan sehingga seolah-olah ada jarak antara publik dan seniman dalam membangun komunikasi," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengatakan, Parade Teater Alternatif adalah kegiatan pra-FSS 2011 guna mewadahi bibit seni yang bias sehingga menjadi tonggak kesenian pada masa mendatang.
"FSS sendiri akan berlangsung mulai 31 Oktober hingga 9 November 2011 dengan sejumlah pertunjukan, seperti musik, tari, sastra, teater, seni rupa, dan pasar kreatif," katanya.
Ia optimistis, dari kelompok teater yang disajikan dalam Parade Teater Alternatif itu, memberikan penafsiran berbeda dari konsep yang satu dengan lainnya. Salah satunya, sejalan dengan yang diharapkan para konseptor teater terdahulu.
"Bahkan, kini banyak orang mengingat kembali kehadiran Antoni Artaud dalam konsep mencari kemungkinan-kemungkinan baru dalam berteater," katanya.
Menyikapi konsep Antoni Artaud, Ketua Program FSS 2011, R. Giryadi, menilai bahwa dialog adalah sesuatu yang ditulis dan diucapkan atau tidak secara khusus milik panggung, tetapi untuk buku (teks naskah).
"Bagi Artaud, penggunaan dialog dalam teater hanya metode untuk mengungkapkan konflik psikologis di atas panggung dan untuk menciptakan teater ilusi dalam konsep Aristotelian," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pemikiran Artaud lebih mengedepankan perubahan yang harus mengarah kepada sesuatu sangat mengejutkan bagi masyarakat sehingga melampaui harapan mereka yang selama ini diberikan oleh teater klasik.
"Kebutuhan perubahan dibuat Artaud membawa ide tentang kemampuan teater untuk mengungkapkan pikiran atau pengalaman batin. Ia juga membawa efek teater pada pikiran manusia menjadi lebih besar dibandingkan pengalaman nyata," katanya.