Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan masa orientasi orang tua bagi orang tua pelajar SD dan SMP sebagai sarana peningkatan pemahaman konsep pola asuh pada anak dan ikatan kekeluargaan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan masa orientasi orang tua siswa digelar secara serempak, secara luring dan daring, pada Sabtu, 22 Juli 2023.
"Karena kami besok melakukan orientasi orang tua secara langsung dan secara zoom, ini untuk menggugah hati orang tua. Mungkin mereka lupa karena kesibukannya dan akhirnya memberikan fasilitas-fasilitas saja, itu yang akan kami ubah," ucap Eri kepada wartawan di lingkungan kantor Pemerintah Kota Surabaya, Jumat.
Dia menyebut cara tersebut akan memunculkan pola ketahanan keluarga dengan mengedepankan ketepatan pola asuh, sehingga mencegah seorang anak terlibat dalam kasus tindak kriminal.
Pola pikir anak disebutnya harus dibentuk sejak dari lingkungan paling kecil, yakni keluarga yang menitikberatkan orang tua sebagai role model pendidikan karakter bagi buah hati masing-masing.
"Membangun kota dan bangsa yang kuat itu dimulai dari bawah atau dari keluarga. Kalau ketahanan keluarga kuat, maka insya Allah kota ini akan menjadi kuat," ucap Cak Eri, sapaan akrabnya.
Masa orientasi itu juga bertujuan memberikan jalan bagi para orang tua agar bisa lebih memahami pola pendekatan pada anak-anaknya dan mampu membangun kedekatan antara anggota keluarga.
Dia yakin cara itu akan berdampak pada munculnya keberanian anak menyampaikan suatu persoalan, sehingga orang tua bisa membantu menemukan solusinya.
Lebih lanjut, para orang tua tidak hanya memiliki kewajiban memenuhi kewajiban perihal fasilitas, namun harus memikirkan perkembangan kondisi psikis hingga pola pikir anak.
"Ketika dia bicara dengarkan dan ajak diskusi, karena orang tua dan anak adalah seorang sahabat," ucapnya.
Setelah MOT rampung, maka Pemerintah Kota Surabaya bakal melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan di tingkat kelurahan melalui layanan "Pusat Pembelajaran Keluarga" (Puspaga).
Petugas Puspaga nantinya akan datang ke setiap balai RW, sekaligus mengundang orang dan anak di wilayah tersebut. Proses sosialisasi dilakukan secara bergiliran dengan jumlah keluarga yang telah ditentukan setiap sesinya.
"Jadi kami bertemu lagi, karena penyelesaian masalah dilakukan secara langsung," katanya.