Kota Probolinggo (ANTARA) - Kegiatan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) yang menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur, untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara sempat berhenti saat pandemi COVID-19.
Semipro yang sudah digelar sejak tahun 2009 itu sebagai ajang mengangkat potensi lokal, kreativitas seni, budaya, hingga pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat Kota Probolinggo dengan menampilkan hiburan berbasis kearifan lokal, kuliner, budaya, pameran UMKM, termasuk tradisi warga setempat yang harus dilestarikan.
Kini, ajang Semipro digelar kembali selama sepekan pada 8-14 Juli 2023, saat liburan sekolah, yang dipusatkan di alun-alun kota, dengan menampilkan beragam kesenian, kuliner, lomba karapan sapi merah, karapan kambing, pameran produk pesantren yang tergabung dalam One Product One Pesantren (OPOP) hingga "Probolinggo Jaman Mbiyen".
Semipro diawali dengan kegiatan Kemilau Batik yang mengusung batik lawasan kota itu dengan motif-motif klasik dan warna netral, seperti coklat, hijau, serta krem, dengan menggandeng desainer ternama Lia Afif.
Desainer asal Surabaya itu ikut berkolaborasi dengan pembatik Kota Probolinggo untuk memamerkan koleksi lengkapnya dalam Kemilau Batik Semipro, bahkan sebanyak 20 koleksi busana karya Lia Afif yang mempromosikan batik kota itu dibawa ke Jakarta Fashion Food Festival 2023.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin menjelaskan batik Kota Probolinggo memiliki 150 lebih motif yang harus terus dikembangkan dan dilestarikan, sehingga melalui gelaran Kemilau Batik itu mampu menunjukkan batik kota itu bisa bersaing menuju go nasional dan go internasional ke depannya.
Kota Probolinggo dikabarkan memiliki 20 lebih replika motif batik lawasan yang telah direplika dari batik aslinya yang saat ini berada di museum Belanda, sehingga hal tersebut patut dilestarikan agar batik lawasan tidak punah.
Pemerintah daerah mengakomodir atau mewadahi untuk memunculkan potensi-potensi yang ada di Kota Probolinggo, sehingga bisa dikenalkan kepada masyarakat luas melalui kegiatan Semipro.
Penyelenggaraan Semipro selalu menyedot animo masyarakat untuk menyaksikan secara langsung, baik sekadar menikmati liburan bersama keluarga, napak tilas Probolinggo tempo dulu, memborong produk UMKM, hingga mencicipi berbagai kuliner yang disajikan.
Pemkot Probolinggo terus berupaya melalui berbagai macam terobosan dan menggelar ajang yang menyedot massa, sehingga perputaran ekonomi terus meningkat dan budaya Kota Probolinggo juga tetap terjaga.
Pemerintah kota mencatat selama empat hari berjalan kegiatan Semipro, perputaran uang dalam kegiatan itu mencapai Rp3 miliar, sehingga menjadi bukti bahwa Semipro bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi ajang promosi produk-produk UMKM agar lebih dikenal masyarakat luas.
Pemerintah kota berkomitmen memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo dengan menggelar beragam kegiatan yang dapat mendongkrak sektor ekonomi dan menjaga kearifan lokal.
Penyelenggaraan Semipro tahun depan diharapkan harus lebih baik dan mampu memberikan dampak yang berlipat ganda bagi perekonomian masyarakat, serta tampilan kegiatan dari tahun ke tahun semakin menarik antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke Kota Probolinggo.
Dukungan menggelar kegiatan Semirpro juga disampaikan oleh Ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsin yang berkesempatan menghadiri pembukaan Semipro pada 8 Juli 2023.
Menurut istri Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak itu, Pemerintah Kota Probolinggo mampu membaca peluang untuk memajukan perekonomian dengan menghadirkan UMKM dan produk pesantren dalam kegiatan Semipro.
Selain menyuguhkan hiburan yang edukatif dengan tampilan seni dan budaya serta kuliner khas Kota Probolinggo, juga menjadikan Semipro ini sebagai kegiatan tahunan untuk menarik minat wisatawan asing dan luar daerah agar berkunjung ke kota itu.
Kegiatan Semipro sebagai agenda pelestarian budaya lokal dan peningkatan sektor perekonomian, sehingga diharapkan ajang tersebut dapat memajukan ekonomi warga Kota Probolinggo.
Jaga tradisi
Semipro juga diramaikan dengan kegiatan karapan sapi merah jantan di lintasan pacu sejauh 210 meter. Sebanyak 48 pasang sapi dan jokinya berkumpul di lapangan kerapan Jalan Progo Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, pada 14 Juli 2023.
Peserta lomba karapan sapi merah diikuti sapi merah terbaik yang berasal dari empat kabupaten/kota, yakni Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember.
Antusiasme masyarakat, khususnya di Kota Probolinggo, dengan adanya lomba karapan sapi merah cukup tinggi karena semakin kencang dalam berlari, maka bisa dipastikan sapi merah tersebut memiliki nilai jual hingga ratusan juta.
Kegiatan itu diharapkan dapat terus dilestarikan, baik secara pribadi maupun melalui paguyuban, terutama dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk terus memasukkan agenda lomba karapan sapi dalam ajang Sempiro karena melestarikan budaya itu luar biasa, agar bisa diteruskan oleh anak cucu kita.
Tidak hanya karapan sapi merah, karapan sapi brujul juga diselenggarakan di Jalan Kyai Syafi’i Kelurahan Jrebeng Kidul, pada 9 Juli 2023, karena karapan sapi brujul merupakan tradisi yang sudah menjadi warisan harta tak benda.
Sejarahnya muncul karapan itu, saat memasuki musim panen, petani iseng melakukan balapan dan dari sana kemudian karapan sapi brujul dikenal masyarakat Kota Probolinggo dan menjadi ciri khas kota setempat.
Tidak seperti karapan sapi Madura yang menggunakan sapi terlatih, karapan sapi brujul terbilang unik karena balapan itu menggunakan sapi ternak yang biasa digunakan untuk membajak sawah.
Bahkan, tradisi karapan sapi brujul Kota Probolinggo telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 18 Oktober 2019.
Tidak mau kalah, kambing pun juga memeriahkan kegiatan Semipro dengan kegiatan karapan kambng yang diikuti oleh 74 pasang di Lapangan Progo Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, pada 11 Juli 2023.
Banyak juga peserta dari luar Kota Probolinggo datang untuk mengikuti karapan kambing, yakni dari Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember dan Situbondo.
Tradisi dan kearifan lokal dalam kegiatan Semipro menjadi prioritas Pemerintah Kota Probolinggo dalam mengenalkan budaya dan kesenian kota setempat kepada wisatawan, namun di sisi lain dampaknya juga dirasakan pedagang dan pelaku UMKM yang dapat mendongkrak sektor ekonomi karena perputaran uang selama sepekan kegiatan itu menjadi berkah masyarakat di Kota Mangga itu.
"Semipro" jaga tradisi hingga bangkitkan sektor ekonomi Kota Probolinggo
Oleh Zumrotun Solichah Minggu, 16 Juli 2023 15:23 WIB
Kegiatan Semipro sebagai agenda pelestarian budaya lokal dan peningkatan sektor perekonomian,