Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek mengimbau warganya meningkatkan kesiagaan mengantisipasi sekaligus melakukan tindakan mitigasi bencana kekeringan dan kebakaran hutan.
"Masyarakat harus waspada potensi bencana dampak fenomena El Nino yang menyebabkan musim kering mungkin lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono, Jumat.
Oleh karenanya, mitigasi awal harus segera dilakukan. Mulai dari pemetaan daerah rawan bencana kekeringan maupun optimalisasi waduk atau bendungan, cek dam sungai maupun embung untuk persediaan air selama musim kemarau.
Langkah itu untuk mengurangi risiko kekurangan air baik bagi kebutuhan masyarakat maupun sektor pertanian.
"Berkaca dari beberapa tahun sebelumnya, kami juga droping air bersih untuk kebutuhan masyarakat di titik-titik krusial," katanya.
Selain kekeringan, dampak El Nino yang patut diwaspadai adalah kerawanan kebakaran hutan dan lahan.
Apalagi Bumi Menak Sopal sebagian besar wilayahnya adalah daerah pegunungan dan hutan. Untuk itu, BPBD Trenggalek gencar lakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Seperti misalnya mohon maaf untuk masyarakat yang sedang aktivitas di tengah hutan atau tinggal di sekitarnya jangan buang puntung rokok yang masih menyala. Kemudian warga yang sedang membakar misalnya jerami dan sebagainya ini ditunggu sehingga jangan sampai meluas kemana-mana," ujarnya.
Merujuk keterangan BKMG, fenomena El Nino adalah situasi dimana pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.
Adanya pemanasan ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah sehingga akan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
"Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli, Agustus dan September," katanya.