"Masih, masih ada tomcat, banyak," kata atlet para-renang Riyanti di kawasan Wisma Atlet Komplek Olahraga Morodok Techo Phnom Penh Kamboja, Senin.
Riyanti menyebut dirinya harus membersihkan sprei kasur terlebih dulu dan mengamati agar tempat tidurnya benar-benar bersih dari serangga untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, atlet SEA Games ke-32 yang juga menginap di wisma yang sama di Morodok Techo menyebut terkena serangan gigitan tomcat pada awal Mei lalu. Kondisi tersebut tidak berubah hingga penyelenggaraan ASEAN Para Games.
Kendati demikian, tim dokter dari Indonesia telah melakukan antisipasi dengan memberikan obat-obatan seperti salep dan obat minum untuk mengobati efek yang ditimbulkan. Gigitan tomcat menyebabkan kulit gatal dan bahkan bisa sampai iritasi seperti herpes.
"Di lokasi tempat menginap memang ada beberapa tomcat atau serangga yang memberikan dampak ke atlet. Tapi kita siapkan juga obat-obatan salep dan obat minum sehingga penanganan tetap berjalan," kata salah satu tim dokter dr Abdullah Al Hazmy.
Selain itu, Hazmy juga menemukan adanya peningkatan suhu pada atlet di hari Sabtu (3/6) dan Minggu (4/6). Pada hari itu cuaca di Phnom Penh Kamboja terasa panas menyengat dan suhu tubuh para atlet bisa mencapai 36 hingga 37 derajat celcius.
Dia mengingatkan pada para atlet untuk tetap terhidrasi dan memantau warna urin. "Untuk atlet ini sangat penting sekali, jangan sampai kehausan, jangan keringat terlalu berlebih, dipantau urinnya," katanya.