Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya mengajak masyarakat di Kota Pahlawan, Jawa Timur, untuk bersama-sama meningkatkan wisata kesehatan lokal atau domestik.
"Prinsipnya kita ingin memberikan informasi dan wawasan kepada masyarakat sebenarnya wisata kesehatan di Indonesia, khususnya di Jatim dan Surabaya tidak kalah dengan luar negeri, baik teknologinya ataupun pelayanannya," kata Ketua Kadin Surabaya M Ali Affandi di Surabaya, Kamis.
Hal itu disampaikan Ali Ffandi usai menghadiri Talk Show Edukasi Kesehatan dengan tema "Fase kehidupan setelah 35 tahun dan pengaruh paparan sinar matahari terhadap kesuburan" yang digelar oleh DPD RI, Kadin Kota Surabaya dan Morula IVF Surabaya di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Kamis.
Menurut dia, saat ini Surabaya telah memiliki banyak Rumah Sakit (RS) baik swasta maupun negeri yang berstandar internasional yang bisa menjadi rujukan masyarakat untuk berobat.
Mas Andi panggilan lekatnya mengatakan, di Surabaya misalnya, banyak rumah sakit yang berstandar nasional dan internasional yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan teknologi modern.
Tidak hanya swasta tetapi rumah sakit pemerintah juga bisa mengambil bagian dalam memajukan industri kesehatan dalam negeri. Rumah sakit pemerintah harus bisa mengambil benchmarking rumah sakit swasta yang berstandar internasional.
Langkah ini, menurut mas Andi, sangat diperlukan mengingat besarnya potensi yang ada. Sebab, industri kesehatan ini tidak hanya berdiri sendiri, ada industri pendukung juga industri ikutan yang akan berkembang seiring dengan perkembangan industri kesehatan.
Salah satu contoh adalah program kehamilan, baik secara alami, inseminasi ataupun bayi tabung, di Morula IVF Surabaya semua tersedia dengan teknologi yang tidak kalah dengan luar negeri.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Benedictus Arifin bahwa di Indonesia, khususnya di Morula IVF Surabaya sudah memiliki teknologi yang sama atau bahkan lebih maju dibanding negara tetangga.
Hal ini seiring dengan upaya pemerintah untuk membangkitkan industri kesehatan, bahwa industri kesehatan harus menjadi konsumsi masyarakat Indonesia. Jangan sampai karena ketidaktahuan masyarakat atas kemajuan layanan kesehatan di Indonesia maka mereka memilih berobat ke luar negeri dengan biaya yang berlipat.
"Akibatnya kita justru memajukan industri kesehatan di luar negeri. Di Morula IVF Surabaya kami memiliki semua teknologinya. Jadi masyarakat Surabaya dan Jatim tidak perlu lagi untuk pergi ke luar negeri untuk program kehamilan, karena di luar negeri belum tentu biaya lebih murah. Kita bisa kalkulasi bahwa biaya di Morula jauh lebih murah dan lebih efisien dibanding melakukan program hamil di luar negeri," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti secara daring mengatakan bahwa penting untuk menjaga kesinambungan generasi usia produktif, di mana Indonesia akan mengalami lonjakan usia produktif di tahun 2035 hingga 2045 mendatang.
Oleh karenanya, LaNyalla berharap pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dapat memberikan dukungan yang lebih maksimal terhadap persoalan ini.
"Saya kira sudah sepatutnya hal tersebut mendapat dukungan dan perhatian penuh dari pemerintah, karena menyangkut masa depan bangsa dan negara ini," ucapnya.