Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memetakan wilayah perkampungan yang hingga kini belum memiliki Balai Rukun Warga (RW) yang biasa digunakan sebagai pusat kegiatan warga.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis, mengataka terdapat 180 wilayah belum memiliki Balai RW yang kebanyakan berada di wilayah perkampungan padat penduduk.
"Kalau perkampungannya padat, kami juga kesulitan karena tidak ada lagi tempat. Tapi kalau ada space (ruang) maka kami bantu," katanya.
Wali Kota Eri menyampaikan meskipun dalam suatu RW tidak memiliki balai, tetapi di beberapa lokasi lainnya, RT memiliki balai maka bisa digunakan menjadi lokasi pelayanan masyarakat.
Di setiap Balai RW maupun Balai RT, pihaknya meminta lurah, camat, pendamping kesehatan, pendamping kependudukan, beserta pendamping pembangunan, bisa lebih aktif dalam menyelesaikan persoalan warga.
Cak Eri, sapaan akrabnya, bercerita saat mengumpulkan camat dan lurah di Balai RW XI, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir Surabaya belum lama ini.
Di sana, ia memberikan contoh kepada lurah dan camat dalam menyelesaikan persoalan di sebuah wilayah dengan bertemu langsung dengan warga.
"Saya tanya dan duduk bersama RT dan RW, kami cek yang masuk keluarga miskin berapa. Oh ini tidak benar, ayo didatangi. Kami datang bersama RT, RW, lurah dan camat. Warga yang didatangi menyampaikan kalau tidak mau mendapatkan bantuan permakanan, meminta keluar," ucapnya.
Sebab, lanjut dia, jika pendataan atau survei tersebut dilakukan maka diharapkan intervensi pemkot bisa lebih tepat sasaran.
"Jadi mengerti ada yang warga yang mengaku tidak pantas mendapatkan bantuan. Nah senang kan? Bayangkan itulah yang saya inginkan, guyub rukun itu. Maka saya mulai dulu RW XI Kelurahan Wonokusumo, baru ke RW yang lainnya, dan Alhamdulillah ini sudah berjalan dan kami bergerak semuanya," katanya.