Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali menyiapkan posko Lebaran dan menyiagakan alat berat untuk tanggap darurat di berbagai titik jalan nasional menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali, Apri Artoto dalam keterangannya di Sidoarjo, Kamis mengatakan posko Lebaran di jalan nasional ditargetkan sudah berdiri H-10 dan alat berat disiagakan di lokasi rawan longsor seperti di Trenggalek dan di daerah Gumitir.
"Total di Jawa Timur ada 27 posko dan Disaster Relief Unit (DRU) tersebar di sembilan okasi. Sementara di Bali ada tujuh posko Lebaran dan dua lokasi DRU," katanya.
Lebih lanjut, Apri menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak korlantas dan dinas perhubungan di daerah terkait pelaksanaan jalur lebaran di wilayah kerjanya.
"Harapan saya, mudik Lebaran tahun ini dapat berjalan lancar dan aman," ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya saat ini terus mempersiapkan infrastruktur jalan dan jembatan sebagai Jalur Lebaran tahun 2023.
"Persiapan telah dimulai sejak H-30 guna memberikan kenyamanan bagi para pemudik yang hendak pulang kampung," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya telah menurunkan tim untuk memantau kesiapan jalan nasional di wilayah Jawa Timur dan Bali.
"Jadi BBPJN Jawa Timur-Bali telah menurunkan tim untuk memantau kesiapan jalan nasional sebagai Jalur Lebaran tahun 2023 ini. Jika ditemukan lubang jalan, saya perintahkan kepada PPK terkait untuk segera ditutup. Tim juga mengecek kondisi marka jalan dan juga drainase agar tidak ada genangan saat hujan," kata Apri.
Lebih lanjut, Apri menerangkan jalan nasional di Provinsi Jawa Timur dan Bali saat ini dalam kondisi mantap dan siap difungsikan sebagai Jalur Lebaran.
Berdasarkan catatanya, dari hasil survei semester II tahun 2022, 97,34 persen jalan nasional di Provinsi Jawa Timur dalam kondisi mantap, sementara di Provinsi Bali kemantapannya 98,81 persen.
"Jadi semua telah disiapkan sesuai dengan arahan presiden untuk menyambut libur lebaran mulai tanggal tanggal 19-25 April 2023. Semua pekerjaan konstruksi dan rehabilitasi jalan akan dihentikan pada H-10 dan alat berat sudah tidak ada di lapangan," ucap Apri.