Karyawan SIS Unjuk Rasa di DPRD Surabaya
Rabu, 10 Agustus 2011 12:23 WIB
Surabaya - Sejumlah karyawan Surabaya International School (SIS) Citraland menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu, terkait pemecatan salah satu karyawan setempat, Machmud, secara sepihak oleh pihak manajemen.
Para karyawan tersebut mendatangi gedung wakil rakyat dengan membentangkan spanduk warna putih dengan panjang sekitar lima meter dan bertuliskan sejumlah tuntutan agar pemecatan dicabut, di antaranya "manajemen tidak adil", "pekerjakan pak Machmud lagi", "stop PHK terhadap pak Machmud," dan lainnya.
Koordinator aksi, Ali Kusnadi, mengatakan bahwa pemecatan Machmud oleh pihak manajemen tidak adil. "Masak hanya telat 10 menit saja sudah dipecat," ucapnya.
Ali menjelaskan bahwa kronologis pemecatan tersebut berawal pada saat Machmud diminta pihak manajemen untuk ikut menjaga dan mengawasi kegiatan panjat tebing para siswa di sekolahan tersebut pada 27 April 2011. Sayangnya, Machmud terlambat 10 menit tanpa pemberitahuan dan setelah itu langsung mendapat surat pemecatan.
Padahal, lanjut Ali, Machmud selama ini tugas pokoknya hanya sebagai penjaga kolam dan bukan asisten pengajar yang bertugas mengawasi dan menjaga selama kegiatan panjat tebing berlangsung.
Machmud tidak terima dengan adanya pemecatan tersebut, sehingga mengirimkan surat pengaduan ke Presiden RI, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, DPRD Jatim, DPRD Surabaya dan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.
"Sebetulnya pada pertemuan pertama dari pihak manajemen sudah menyadari akan kesalahannya. Namun, karena saya sudah terlanjut mengirim surat ke Presiden, sehingga pihak manajemen menilai saya memperkeruh suasana, sehingga tidak mau mencabut surat pemecatan itu," tutur Machmud yang sudah bekerja selama 15 tahun di SIS.
Machmud mengatakan tidak setuju dengan adanya pemecatan itu karena tidak merasa semua itu bukan murni kesalahannya. "Saya hanya membantu pekerjaan lain yang bukan pekerjaan saya," ujarnya.
Jika pihak SIS tetap ingin memutuskan PHK, maka Machmud meminta pihak SIS memperhitungan pesangon.
Machmud juga mengatakan sebanyak 30 karyawan sempat diintimidasi oleh pihak manjemen SIS, jika ikut hadir dalam unjuk rasa kali ini. "Yang ikut aksi cuma sedikit, semua diintimidasi jika tetap nekat akan dipotong tunjangan kesehatan dan diminta untuk mengundurkan diri," ujarnya, menegaskan.