Surabaya (ANTARA) - Personel gabungan mengamankan sejumlah warga yang dinilai mengganggu keamanan dan ketertiban umum (trantibum) pada Bulan Ramadhan saat operasi cipta kondisi berskala besar di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Kami mengamankan sembilan orang yang meliputi empat orang terlibat perang sarung dan lima orang melakukan balap liar. Ini dari hasil jangkauan yang kami lakukan di empat wilayah, yakni Surabaya bagian utara, selatan, barat, dan timur," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Eddy Christijanto, dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin.
Eddy mengatakan, sembilan orang diamankan oleh tim personel gabungan terdiri dari Polisi, TNI, Satpol PP dan lainnya saat mengadakan operasi cipta kondisi berskala besar di Surabaya pada Sabtu (25/3) malam hingga Minggu (26/3) dini hari.
Selain itu, juga terdapat beberapa pelanggar trantibum yang diamankan di Polsek maupun di Polrestabes Surabaya. "Kalau yang diamankan di polsek itu kemarin juga ada, karena sudah kriminal, sebab mereka sudah melukai orang. Jadi, kami mengamankan sesuai dengan lokasi yang terdekat, supaya lebih mudah untuk pelaksanaan tindak lanjutnya," ujarnya.
Sejak Desember 2022, pihaknya bersama personel gabungan TNI-Polri, dan Garnisun terus mengadakan operasi cipta kondisi. Kegiatan ini dilakukan mulai Senin-Minggu. Namun, setiap Senin-Kamis operasi gabungan dilakukan dengan skala sedang. sedangkan untuk Jumat malam dan Sabtu malam skala besar.
Sejak awal Ramadhan, Eddy menjelaskan muncul kembali fenomena "perang sarung" antar-remaja. Bahkan, di awal Bulan Suci Ramadhan di Kota Surabaya, sudah terjaring beberapa remaja yang diduga telah melakukan aktivitas perang sarung.
"Nampaknya setiap Ramadhan dan tahun ini muncul lagi, pengakuan yang tertangkap di Satpol, alibinya adalah mencari makan sahur. Tapi ikut-ikutan perang sarung," katanya.
Remaja yang diamankan oleh Satpol PP Surabaya rata-rata berusia 15-18 tahun. Saat operasi cipta kondisi pada Kamis (23/3) malam, sebanyak lima remaja telah diamankan, kemudian pada Jumat (24/3) malam, sebanyak tujuh remaja juga telah diamankan. Saat diamankan, para remaja kedapatan membawa sarung yang di dalamnya sudah diikat dengan batu atau besi.
"Alhamdulillah dengan operasi yang kami lakukan itu bersama-sama dengan kepolisian, TNI dan Garnisun itu eskalasinya menurun. Hasil tadi malam lebih menurun daripada Jumat malam. Karena Jumat malam ada korban yang harus dirawat di rumah sakit," ucapnya.
Dia berharap seluruh elemen masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum, seperti memberikan informasi melalui command center 112, apabila mengetahui aktivitas warga pada malam hari yang bersifat mengganggu dan membahayakan.
Personel gabungan amankan warga ganggu ketertiban saat Ramadhan di Surabaya
Senin, 27 Maret 2023 11:29 WIB