Menyerupai Ka'bah
Ustaz Wildan Zuhri memimpin para jamaah beribadah di Masjid Rahmatan Lil'Alamin. Dari dalam sama seperti masjid pada umumnya, tapi dari luar bangunannya menyerupai Ka'bah di Makkah.
Dari luar, warna cat di dinding-dinding masjid juga hitam dan terdapat corak-corak keemasan.
Di kanan kiri bangunan adalah rumah warga. Jalan depannya juga tidak seberapa lebar karena memang berada di dalam gang. Kabel-kabel listrik terlihat melintang di atas pintu masuk masjid.
Masjid Rahmatan Lil'Alamin terletak di jalan paling ujung gang. Tepat di antara jalan pertigaan, di dekat Balai RW setempat.
Di seberangnya ada lapangan, biasa digunakan menampung jamaah bila di area dalam sudah penuh.
Pagar luar masjid berbahan dari stainless steel. Tepat di dekat pintu pagar terdapat kotak amal warna putih berbentuk rumah-rumahan bertuliskan "Amal Jariyah".
Ketika masuk bangunan, interior masjid nampak megah. Ukiran-ukiran khas dimunculkan, lengkap dengan warna coklat muda. Lantainya berbahan keramik dari granit.
Tiga kipas angin gantung terpasang di dinding, dua di shaf pria dan satu lagi di shaf wanita. Jam digital penunjuk waktu shalat menggantung tepat di area mimbar dan akan berbunyi ketika waktu shalat sudah tiba.
Dua kaligrafi Al Quran terpasang di dinding bagian shaf wanita. Lampu gantung bercorak berlian menggantung di atas mimbar imam.
Ada juga empat pasang lampu hias yang menempel pada bagian atap masjid. Modelnya mewah, warnanya cokelat keemasan berpadu dengan kokohnya lima pilar di sana.
Ada juga mimbar kayu berwarna cokelat sebagai tempat imam berceramah, semakin menambah kesan mewah pada masjid dua lantai itu.
Mulai 2020
Setelah Shalat Tarawih, ANTARA menyempatkan berbincang dengan Ketua RT setempat, yang juga seorang wakil ketua takmir di Masjid Rahmatan Lil'Alamin, Izzudin.
"Tahun 2020, ada pemilik rumah, dia ini ahli waris dan menginginkan tanahnya diwakafkan sehingga menghubungi tokoh kampung dan agama di sini," katanya.
Setelah rencana pembangunan disetujui, warga setempat segera membentuk panitia pembangunan masjid dan dilanjutkan dengan menggelar musyawarah di Balai RW setempat.
Melalui proses urun rembuk itu, didapati kesimpulan bahwa warga ingin konsep berbeda pada bangunan gedung masjidnya, namun tetap kental akan nuansa Islam.
Pembahasan terus dilakukan, hingga akhirnya muncul kesepakatan bahwa gedung masjid yang akan dibangun mengambil konsep Ka'bah.
"Akhirnya ada yang usul bagaimana kalau dibentuk model Ka'bah karena di sekitar sini belum ada (masjid dengan model bangunan Ka'bah). Akhirnya, disepakati oleh para panitia pembangunan waktu itu," ucapnya.
Pembangunan Masjid Rahmatan Lil'Alamin mulai dilaksanakan pada tahun 2020, mengandalkan dana swadaya, hasil sumbangan masyarakat setempat maupun donatur.
Panitia pembangunan masjid rutin berkeliling kampung demi mendapatkan dana yang cukup untuk pembangunan, kegiatan dilaksanakan setiap hari Jumat.
Niatan itu disambut rasa antusias warga yang begitu besar untuk memiliki tempat ibadah di dekat lokasi tempat tinggalnya.
Setiap Jumat panitia pembangunan berkeliling kampung untuk mengambil dana sumbangan warga yang ditempatkan pada sebuah kaleng, mulai RT 1 hingga RT 10. Per minggunya dana yang terkumpul berkisar antara Rp5 juta hingga Rp6 juta.
Pada akhir pekan, kegiatan serupa dilakukan, namun panitia pembangunan menyasar pasar di sekitaran lokasi masjid untuk mengumpulkan dana sumbangan.
Rata-rata panitia mampu mengumpulkan dana sumbang dari pasar sebesar Rp500 ribu hingga Rp600 ribu.
Tidak hanya rutin berdonasi, warga setempat rutin mengikuti kerja bakti pembangunan masjid, mereka juga turut memberikan sumbangan berupa konsumsi.
"Jadi menjelang puasa 2020 kami mulai membersihkan (tanah wakaf dari sisa reruntuhan rumah) dan waktu puasa kami bangun pondasi," ucapnya.
Selanjutnya: Tiga Tahun