Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut ibadah di bulan Ramadhan pasca pandemi virus corona (COVID-19) tahun ini membangun optimisme baru.
Menurutnya, ibadah selama bulan suci Ramadhan di masjid kini tanpa pembatasan seperti yang diberlakukan tiga tahun berturut-turut di masa pandemi COVID-19, yang diharapkan dapat membangun optimisme para jamaah.
"Secara psikologis, kalau orang puasa ada rongga-rongga di dalam otak yang selalu bisa memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi," katanya kepada wartawan usai membuka Festival Ramadhan Generasi Z Islami (GenZI) di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Selasa malam (21/3).
Mantan Menteri Sosial itu berharap bangunan optimisme dari semangat Ramadhan pasca pandemi COVID-19 kini bisa diperoleh segenap masyarakat sehingga dapat membangun kebangkitan berbagai sisi kehidupannya.
"Mudah-mudahan semangat Ramadhan tahun ini dapat membangun kebangkitan masyarakat dari sisi sosial, budaya, serta, ekonominya yang lebih produktif lagi," ujarnya.
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama itu menandaskan awal Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah masih harus menunggu keputusan sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada Rabu petang, 22 Maret 2023.
Sebelum digelar sidang isbat, terlebih dahulu digelar "rukyatul hilal" di berbagai titik Tanah Air.
"Titik terbanyak rukyatul hilal digelar di Jatim, kedua Sumatra Barat," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.
Khofifah mengimbau khususnya sesama umat Islam bisa saling menghormati seandainya ada yang menggelar tarawih nanti malam maupun keesokan harinya.
Sidang isbat penentuan awal Bulan Suci Ramadhan yang digelar petang nanti juga bertepatan dengan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu.
"Tadi juga sudah saya sampaikan agar kita membangun persaudaraan secara substantif. Saya berpesan agar masyarakat saling hidup rukun dan tepo seliro, serta memberi penghargaan dan penghormatan antara satu sama lainnya," tutur Gubernur Khofifah.