Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota Madiun menggandeng Pemkab Blitar guna menjaga suplai dan stok komoditas telur ayam ras dan cabai rawit di pasaran wilayah Madiun, Jawa Timur tetap aman, utamanya jelang Ramadhan dan Lebaran 2023.
"Telur dan cabai ini merupakan komoditas penting di Kota Madiun. Sedangkan, produksi dari lokal belum mencukupi. Maka dari itu kita berupaya bekerja sama dengan daerah lain, dalam hal ini Kabupaten Blitar untuk menjaga pasokan," ujar Asisten 2 Kota Madiun Ahsan Sri Hasto, Sabtu.
Menurut dia, Kabupaten Blitar dipilih karena kabupaten tersebut merupakan daerah produsen telur ayam dan cabai rawit terbesar di Jawa Timur.
Sesuai data setempat, peternak telur ayam ras di sana bisa menghasilkan 600 ton dalam sehari. Karenanya, sebanyak 90 persen lebih pangsa pasar telur dari Kabupaten Blitar dijual ke luar daerah.
Sementara untuk cabai rawit, Kabupaten Blitar bisa menghasilkan 400 ton lebih cabai rawit saat panen. Itu belum termasuk jenis cabai yang lain.
Ahsan menyebut kerja sama yang sedang dijajaki tersebut dinilainya sangat tepat mengingat sebentar lagi memasuki musim panen raya. Yakni, pada bulan Maret mendatang.
"Upaya ini juga sebagai antisipasi kita menghadapi lonjakan harga dan permintaan pasar menjelang Ramadhan dan Lebaran," katanya.
Terkait harga, lanjutnya, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, Pemerintah Kota Madiun memiliki program subsidi transportasi bahan kebutuhan. Artinya, biaya kirim akan ditanggung Pemkot Madiun. Maka, harga jual cabai tersebut tak jauh dari harga kulakan. Sebab, sudah tidak ada lagi biaya operasional.
"Jadi kalau harga dari sana Rp20 ribu per kilogram, sampai sini ya Rp20 ribu per kilonya, karena ongkos pengirimannya sudah kita subsidi. Pedagang juga kita atur agar tidak menjual harga yang terlalu tinggi. Dengan begitu, harganya tetap stabil di Kota Madiun," katanya.