Surabaya (ANTARA) - Bupati Kabupaten Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan pemerintah setempat sudah memiliki rencana membangun kolam retensi atau waduk penampung air hujan untuk mencegah banjir saat musim hujan.
Pembangunan masih menunggu identifikasi potensi banjir di seluruh wilayah kecamatan dan desa rampung. Kolam retensi yang akan dibangun diperkirakan memiliki daya tampung air mencapai 200 ribu kubik.
"Kami akan mendesain kolam-kolam retensi dengan luas kewenangan daerah sehingga bisa menampung air yang meluap," kata Gus Yani, sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulis diterima di Surabaya, Jumat malam.
Pembangunan waduk tersebut bertujuan mencegah kejadian banjir yang merendam sejumlah desa di tiga kecamatan setempat, lantaran luapan air dari Kali Lamong.
"Ini (penangan banjir) butuh gerak cepat, dan apa yang menjadi kewenangan akan kami kerjakan," ucap dia.
Kendati demikian, Gus Yani tak menampik jika persoalan wewenang pemerintah daerah pada penanganan atau normalisasi sungai juga terbatas karena adanya regulasi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun pemerintah pusat.
"Kami berupaya apa yang bisa dilakukan dalam pengendalian banjir ini akan kami lakukan," katanya.
Dia menambahkan sejak kali pertama duduk di kursi Bupati Gresik, permohonan soal teknis normalisasi Kali Lamong sudah dilakukan.
"Selama ini kami sudah mengupayakan berbagai pembebasan lahan guna pembangunan tanggul dan normalisasi yang luasnya sudah lebih dari 50 persen. Ke depan, solusi kami tidak akan berhenti di normalisasi saja," ujar Gus Yani.
Sekadar diketahui, Kali Lamong melintasi empat wilayah daerah di Jawa Timur, yakni Surabaya, Gresik Mojokerto, dan Lamongan. Total panjang sungai mencapai 103 kilo meter.
Khusus di wilayah Gresik, aliran sungai Kali Lamong sepanjang 58,1 kilo meter yang melintasi sejumlah kecamatan, seperti Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean, Menganti, dan Kebomas.