Surabaya - Fraksi PDIP DPRD Jawa Timur memprotes Bulog Divre Jatim yang mengambil keuntungan besar dalam operasi pasar terkait melonjaknya harga beras. "Kami menyampaikan protes keras terhadap Bulog Divre Jatim sehubungan dengan aksi ambil untung sepihak dalam operasi pasar," kata juru bicara FPDIP DPRD Jatim Sugiono dalam sidang paripurna DPRD Jatim, Rabu. Menurut dia, Bulog Jatim mengedarkan beras berkualitas buruk dengan harga Rp6.400 per kilogram, tapi ternyata tidak laku pada operasi pasar. "Pedagang, mengeluh langsung ke gubernur, karena beras berkualitas buruk dari Bulog tidak laku dijual," katanya. Sementara, beras berkualitas buruk itu, saat panen hanya seharga Rp3.400-Rp 3.900 per kilogram. "Jika saat operasi pasar pada pertengahan Juli dijual dengan harga Rp6.400, maka hal itu berartia Bulog mengambil untung sekitar Rp2.500 per kilogram, padahal operasi pasar itu sifatnya sosial, tidak ambil untung," katanya. Soal naiknya harga kebutuhan pokok pangan menjelang Ramadhan juga membuat FPDIP prihatin. Catatan fraksi, harga beras kelas menengah di pasar Rp8.500 per kilogram dan harga itu sudah 68 persen di atas HPP sesuai Inpres Nomor 7 Tahun 2009 yang dipatok seharga Rp5.060 per kilogram. Untuk harga gula, per kilogramnya mencapai Rp9.400 dan harga minyak goreng curah Rp9.400, namun harga telur dan cabai tidak ikut naik. Pada kesempatan itu, Sugiono menyampaikan apresiasi FPDIP kepada Gubernur Jatim yang menggagas program Kampung Ramadhan. Program tersebut berisi operasi pasar di desa-desa, secara keroyokan melibatkan berbagai instansi dan pengusaha swasta. "Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah yang menghimpun dana Rp10 triliun untuk operasi pasar," ujarnya dalam sidang paripurna yang juga dihadiri Gubernur Jatim.
FPDIP DPRD Jatim Protes Bulog
Rabu, 27 Juli 2011 21:04 WIB