Kediri (ANTARA) - Sebanyak 10 makam tua di Masjid Al Musthofa, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dipindah ke lahan yang masih kosong di area masjid, sebab terdampak pelebaran jalan guna menunjang pembangunan Jembatan Jongbiru.
"Makam di sini totalnya ada 70 dan yang dipindah ada 10 makam. Ini tidak pindah lokasi, hanya digeser saja agar tidak melewati dampak pelebaran jalan akses ke jembatan," kata Takmir Masjid Al Musthofa, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Sunarko di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan sebelum pemindahan makam itu, sudah dilakukan dialog antara keluarga kemudian takmir (pengurus) masjid serta dari Pemkab Kediri. Pemindahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan doa bersama.
"Pada hari Jumat (13/1) sudah doa bersama dulu, ada dari keluarga serta perwakilan dari pemkab. Dan, dilakukan pengggalian makam ini," kata dia.
Ia menambahkan, makam itu bukan makam umum melainkan makam khusus keluarga. Untuk itu, jumlah makam yang dipindah pun juga menyesuaikan luas lahan yang terkena pelebaran akses menuju ke jembatan.
Sunarko mengatakan, secara total ada 126 kepala keluarga (KK) yang terkena dampak pelebaran jalan untuk keperluan pembangunan jembatan tersebut. Jembatan dibangun selain karena sudah rusak, sekaligus sebagai pendukung akses jalan setelah rencana operasional bandara yang akan dimulai pada 2023 ini.
Untuk luas lahan yang terpotong, kata dia, setiap rumah berbeda-beda tergantung kondisi bangunan.
Ia mengatakan untuk bangunan rumahnya juga terkena dampak. Ada empat rumah yang terdampak pelebaran jalan tersebut, sehingga harus mengikuti aturan pemerintah.
"Rumahnya empat, masing-masing kena 16 meter. Soalnya jalan berbelok. Ini kan turunnya dua tahap. Kalau tahap pertama per meter dihargai Rp1,9 juta, sekarang di tahap kedua, lebih dari Rp2 juta," kata dia.
Ia menambahkan, dirinya dengan warga lainnya bisa menerima kebijakan pelebaran jalan itu, karena dinilai ke depan akan lebih banyak manfaatnya. Apalagi, jika sudah jadi jembatan, tentunya jalan akan lebih ramai, dan roda ekonomi pun bisa lebih berputar.
"Warga menerima. Nanti tentunya akan lebih ramai," kata Sunarko.
Rencana pembangunan Jembatan Jongbiru, Kabupaten Kediri itu adalah program pemkab yang diajukan ke pemerintah pusat. Pembangunan jembatan itu dilakukan sebagai pendukung infrastruktur menyusul rencana operasional Bandar Udara Kabupaten Kediri yang akan dimulai pada 2023.
Jembatan Jongbiru, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri itu menghubungkan Kota Kediri dan Kabupaten Nganjuk.
Jembatan tersebut merupakan jalur alternatif yang bisa dilewati kendaraan selain Jembatan Semampir, Kota Kediri. Jarak di antara dua jembatan itu juga tidak terlalu jauh.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri Irwan Chandra mengatakan, pemerintah kabupaten mengajukan dua alternatif untuk konstruksi jembatan yakni model girder yang diperkirakan anggarannya sekitar Rp80 miliar dan model jembatan rangka baja dengan anggaran setengah dari konstruksi jembatan model girder.
"Untuk konstruksi ada dua alternatif dan sudah dibawa ke Kementerian PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), balok girder dan rangka baja. Kalau secara umur yang girder bisa sampai 50 tahun," kata dia.
Pihaknya berharap proses pembebasan lahan itu bisa tuntas di 2022 ini. Saat ini, ada 54 bidang lahan yang akan dibebaskan. Pemkab berharap pada 2023 pembangunan jembatan bisa dilakukan dan bisa secepatnya dilewati pengguna jalan, demikian Irwan Chandra.
10 makam tua di Desa Jongbiru-Kediri dipindah imbas pelebaran jalan
Sabtu, 14 Januari 2023 16:30 WIB