Jakarta (ANTARA) - PT Semen Indonesia (SIG) dan unit usahanya PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) memperoleh kredit sindikasi Sustainability Linked Loan atau SLL masing-masing senilai Rp4,15 triliun dan Rp2,74 triliun untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Andriano Hosny Panangian mengatakan peluncuran SLL tersebut merupakan langkah awal dalam mendukung misi perusahaan guna menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.
"Diharapkan, SLL akan menjadi satu aspek penting untuk menunjukkan keseriusan dalam hal ESG, sehingga dapat meningkatkan ESG Score SIG serta meningkatkan kepercayaan dan eksposur Investor. SLL juga merupakan inisiatif SIG dalam kerangka program dekarbonisasi terutama untuk memitigasi transition risk dalam TCFD," ujar Andriano dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Andriano menyampaikan SLL merupakan salah satu program yang dapat memberikan dampak pada peningkatan rating ESG sehingga dapat mengembalikan SIG ke dalam Index IDX ESG Leader dan meningkatkan kepercayaan investor. SLL ditujukan untuk refinancing existing hutang bank sindikasi dan tidak menambah hutang.
Selain sebagai komitmen SIG terhadap inisiatif dekarbonisasi, SLL juga memberikan benefit penurunan marjin bunga dibandingkan utang bank sindikasi eksisting dengan terms yang lebih baik.
Perjanjian Kredit Sindikasi SLL tersebut merupakan bagian dari rangkaian sustainability framework yang telah dirilis oleh SIG pada 14 Oktober 2022 lalu.
Sebanyak 12 bank melakukan penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi SLL dengan SIG dan SBI, yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank BTPN, Bank HSBC Indonesia, Bank Maybank Indonesia, Bank Central Asia, Bank DBS Indonesia, Bank CTBC Indonesia, Bank Permata, MUFG Bank cabang Jakarta, serta Bank Danamon Indonesia sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner (MLAB). Bank Negara Indonesia dalam hal ini juga bertindak sebagai agen fasilitas.
Andriano menambahkan SIG telah menetapkan sustainability framework dengan fokus pada penurunan emisi karbon secara bertahap dengan target 520 kg CO2 per ton semen dan stretch target 493 kg CO2 per ton semen pada 2032. Penetapan target penurunan emisi karbon tersebut akan dilakukan dengan pengurangan clinker factor, peningkatan substitusi panas dari bahan bakar alternatif, dan optimalisasi konsumsi energi termal spesifik.
"Inisiatif penurunan emisi karbon tersebut juga akan berdampak positif pada cost efficiency sehingga meningkatkan profitabilitas Perusahaan. Selain itu, SLL memberikan benefit efisiensi margin bunga melalui pencapaian target penurunan emisi karbon," kata Andriano.(*)
SIG raih kredit sindikasi Rp4,15 triliun
Sabtu, 24 Desember 2022 22:22 WIB