Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Probolinggo, Jawa Timur mengendalikan laju inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru karena biasanya harga bahan pokok mengalami kenaikan saat momentum tersebut.
"Pemkot Probolinggo menggelar high level meeting (HLM) TPID dalam rangka mengantisipasi lonjakan harga, monitoring dan evaluasi kestabilan harga dan ketersediaan bahan pangan pokok menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023," kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin dalam rilis yang diterima di Probolinggo, Rabu malam.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin dengan berbagai pihak karena mengendalikan inflasi merupakan salah satu komitmen dalam mendukung visi Pemkot Probolinggo mewujudkan pembangunan bersama masyarakat yang lebih baik, berkeadilan, sejahtera, transparan, aman dan berkelanjutan.
"Pelaksanaan program mengendalikan inflasi adalah upaya untuk menstabilkan harga bahan pokok yang menjadi kebutuhan dari masyarakat," ucap wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi itu.
Ia mengatakan kegiatan itu dalam rangka meningkatkan taraf hidup di tengah kondisi perekonomian saat ini dan secara khusus strategi dalam menjaga kestabilan inflasi jelang Natal dan Tahun Baru 2023.
"Tentunya kami sadari bahwa banyak daerah yang terdampak inflasi, sehingga kita dituntut harus mempunyai solusi atau langkah-langkah apa yang harus dilakukan," tuturnya.
Melihat kondisi akhir tahun yang seperti itu, lanjut dia, tidak dapat dimungkiri pemerintah juga agak sulit ikut intervensi dalam kebijakan anggaran karena harus tutup buku.
"Ini harus menjadi pembahasan bersama, khususnya dari Bank Indonesia dan BPS, supaya bisa menjadi bahan rekomendasi strategi dan regulasi mengantisipasi lonjakan harga," katanya.
Ia menjelaskan rapat TPID jelang Natal dan Tahun Baru bertujuan menjaga tingkat inflasi dan memperkuat ketahanan pangan serta menjaga stabilitas harga pangan di pasaran, serta memastikan ketersediaan stok bahan pangan.
"Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengendalian inflasi menghadapi Natal dan Tahun Baru yakni antisipasi adanya gejolak kenaikan harga beberapa komoditas tertentu," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, menjamin stok bahan pokok dan barang strategis lain karena adanya peningkatan volume konsumsi, sehingga Kota Probolinggo dapat mengendalikan inflasi karena kaitannya erat dengan upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Habib Hadi menjelaskan inflasi yang terkendali adalah faktor utama dalam meningkatkan daya saing potensi wilayah, menjaga pendapatan riil masyarakat dengan menjaga iklim usaha yang kondusif, yang berdampak pada naiknya penciptaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.
"Oleh karena itu inflasi stabil mutlak diperlukan untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta terjangkaunya daya beli masyarakat yang berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.