Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan Kampung Wisata melalui kegiatan Surabaya Smart City (SSC) Tahun 2022.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulis di Surabaya, Sabtu, mengatakan SSC 2022 bukan untuk persaingan antarkampung, namun melalui program ini masyarakat diharapkan dapat terus bergerak menciptakan kebaikan-kebaikan di kampung.
"Lomba Smart City ini jangan dibuat persaingan. Tapi tunjukkan siapa yang terbaik. Siapa yang terbaik nanti memberikan cara mengajari tempat lainnya untuk menggerakkan kampungnya. Akhirnya apa? Semua kampung menjadi kekuatan yang besar. Karena kota ini tidak akan pernah menjadi besar kalau kampungnya tidak besar," katanya.
Cak Eri --panggilan lekat Eri Cahyadi-- mengaku bersyukur SSC tidak hanya mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap kampungnya, namun juga turut serta menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Surabaya.
Ia menyebut hingga saat ini semakin banyak kampung di "Kota Pahlawan" --sebutan untuk Kota Surabaya-- yang mengikuti program SSC.
Dengan semakin banyak kampung yang terlibat, dia optimistis masyarakat akan terus bergerak untuk menciptakan kebaikan-kebaikan, baik menciptakan kebersihan lingkungan, menggerakkan ekonomi kerakyatan, maupun keamanan dan kenyamanan di kampung.
Baca juga: Cak Eri: Pelayanan publik cepat bagian dari "smart city"
"Bahkan ada usulan kalau sudah smart city (kota pintar), tidak perlu ikut smart city lagi, tapi diadakan lomba kampung wisata. Nah, ini akan menjadi pertimbangan kami. Jadi tahun depan ada kampung wisatanya. Seluruh pemenang smart city akan dilombakan lagi sebagai kampung wisata yang ada keguyubannya," kata dia.
Cak Eri juga mengatakan, bahwa wisatawan dari mancanegara ketika datang ke Surabaya justru lebih ingin melihat apa saja permainan tradisional di Kota Pahlawan. Demikian pula mereka juga ingin merasakan tinggal di wilayah perkampungan asli Surabaya.
"Itu banyak disampaikan ketika ada turis datang ke Surabaya, kapal pesiar. Mereka mengatakan bagus-bagus kampung itu. Itu kampung bisa dijadikan tempat seperti khusus orang bisa menginap di sana," kata dia.
Untuk itu, Cak Eri mengharapkan, ketika ke depan sudah terbentuk kampung-kampung wisata, maka juga dapat menunjukkan budaya Arek Suroboyo, sehingga setiap pengunjung atau wisatawan juga bisa menginap di kampung tersebut.
Ia menginginkan kampung wisata dapat tersebar di semua wilayah Surabaya.
Menurut dia, setiap wilayah kampung Surabaya memiliki karakter ikonik yang berbeda-beda. Misalnya, kampung di wilayah Karangpilang memiliki karakter yang berbeda dengan Maspati, Bubutan.
"Kalau di Jambangan ada sawahnya berarti bisa menjadi kampung tani. Nanti di situ bisa dibuat kampung wisata sekaligus bertani. Bagaimana mengerjakan pertaniannya, memanen padi," kata dia.
Dia juga memastikan Pemkot Surabaya akan mendukung keberadaan kampung wisata.
Menurut dia, model dukungan yang akan dilakukan pemkot terhadap kampung wisata nanti sama halnya Program Padat Karya, yakni pemkot menyiapkan lahan, kemudian masyarakat mengerjakan dan mendapatkan penghasilan.(*)