Pemkot Surabaya Salut Perjuangan Guru "Laskar Pelangi"
Sabtu, 9 Juli 2011 14:26 WIB
Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan salut dengan perjuangan Guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Belitung "Laskar Pelangi", Muslimah, karena semangatnya mampu membangun mimpi anak menjadi kenyataan.
"Kami salut dan bangga bisa bertemu dengan Muslimah, yang akhirnya sepak terjangnya difilmkan dalam Film Laskar Pelangi," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, ditemui dalam Seminar Pendidikan "Pendidikan Berkarakter Tingkatkan Prestasi Junjung Budi Pekerti", di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, kemampuan Muslimah yang mengajar 10 anak dalam satu kelas sangat jarang dimiliki pendidik lain di Indonesia mengingat ia dapat mengetahui karakter masing - masing murid. Bahkan, dengan sabar Muslimah bisa mendidik seluruh muridnya supaya mewujudkan mimpi besarnya.
"Tidak semua anak di Indonesia memiliki bakat yang sama termasuk di Surabaya. Sesuai film yang dihadirkan dari sebuah karya Andrea Hirata telah menjadi inspirasi mimpi anak," ujarnya.
Di film itu, ujar Risma, seorang anak melihat kaleng biskuit bergambar menara Eiffel. Dengan semangatnya yang tinggi, ia diceritakan bisa menyusul berangkat dan bersekolah di Prancis.
Menyikapi kondisi pendidikan saat ini, Wakil Wali Kota Surabaya, Bambang D H, menambahkan, pembangunan pendidikan di Tanah Air tidak lepas dari pembentukan karakter.
"Jika hati baik, pikiran, disertai perbuatan baik, maka akan terbiasa membentuk karakter baik. Untuk itu, sentuh dan jaga hatinya agar jarang menimbulkan tindakan negatif," katanya.
Secara global, kata dia, negara yang memiliki pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia dan jarang mengadakan ujian nasional atau biasanya satu tahun sekali. "Posisi selanjutnya China dan Jepang," katanya.
Khusus di Jepang, saat terjadinya gempa tsunami (11/3) mereka di sana bisa meredam emosi dan kepanikannya dengan tertib antre makanan. Setelah itu, di peringkat keempat adalah Kuba. Meskipun bukan negara kaya, pendidikan di sana mulai SD sampai SMA gratis.
"Peran guru sangat penting dibandingkan sistem pendidikannya," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, seorang guru perlu membantu anak didik bagaimana bisa membangun mimpi, mewujudkan mimpi, dan memotivasi anak membangun mimpinya.
"Jika hanya mentransfer pengetahuan, anak - anak bisa lebih jauh mendapatkannya baik dari buku maupun internet," katanya.