Sidoarjo (ANTARA) -
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian melakukan sertifikasi ekspor perdana terhadap 85.850 ekor anak ayam umur sehari jenis petelur senilai Rp1,454 miliar dengan negara tujuan Singapura.
"Kita mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan bisa ekspor, dengan tetap meningkatkan produktivitas," kata Kepala Barantan Bambang dalam sambutannya saat pelepasan ekspor ayam usia sehari bibit petelur atau day old chick (DOC) jenis ayam petelur FS Layer Hyline Brown di Balai Karantina Pertanian Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan ekspor perdana ayam tersebut milik PT Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Jawa Timur.
"Titip pesan dari pak menteri, yang sangat ingin hadir langsung, namun beliau saat ini ada kegiatan lain yang tidak dapat diwakili, yakni tentang arti penting pertanian untuk Indonesia, rasa bangga terhadap Pemprov Jatim khususnya, karena pangan kita banyak berasal dari Jatim, sentra peternakan juga paling besar dari Jatim. Terima kasih atas kinerja seluruh jajaran di Pemda Jatim," katanya.
Ia mengatakan layanan perkarantinaan berfokus pada memastikan hewan, tumbuhan dan produknya yang dilalulintaskan di wilayah negara Republik Indonesia sehat dan aman.
Selain itu, kata dia, dengan peran sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian, selaku otoritas karantina, Barantan melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari, sehingga memiliki daya saing di pasar global serta memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.
Saat ini, lanjut dia, permohonan pemeriksaan karantina dan pemberitahuan pabean impor dapat dilakukan melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW) dan pemeriksaan fisik bersama (joint inspection) karantina dan bea cukai sesuai dengan manajemen risiko yang telah ditetapkan.
"Dengan implementasi Single Submission (SSm) Pabean Karantina / QC sudah berjalan tanpa hambatan, pengguna jasa tidak perlu lagi mengajukan dokumen dua kali sehingga lebih efektif," ujar dia.
Menurut Bambang, sebagai negara bermartabat kami menjaga produk yang dikirim, dijamin keamanan pangan dan sesuai dengan permintaan pangsa pasar.
"Kemudahan-kemudahan ini sudah dirasakan pengusaha, terutama rasa aman dan jaminan kesehatan komoditas ekspor," ujarnya.
Dirut PT Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendi menyampaikan apresiasi yang tinggi atas fasilitasi ekspor dari jajaran Kementerian Pertanian.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berhasil melewati tahapan desk audit dan onsite review yang dilaksanakan oleh Singapore Food Agency (SFA).
"Tentunya ini tidak lepas dari dengan dukungan dari jajaran tim teknis Kementerian Pertanian dan Pemprov Jatim Jawa Timur dalam mengawal serta memfasilitasi ekspor," ujarnya.
PT Charoen Pokphand Jaya Farm memiliki tiga unit farm parent stock (induk) layer dengan kapasitas produksi 82,3 juta butir telur tetas (Hatching Eggs) per tahun yang dapat di proses menghasilkan sekitar 34,7 juta ekor DOC FS Layer per tahun atau 668.461 ekor per bulan.
Tak hanya DOC, sejak tahun 2018, PT. Charoen Pokphand Indonesia Pabrik Krian telah melakukan ekspor produk pakan ternak unggas ke Timor Leste dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.