Malang Raya (ANTARA) - Hasil inovasi peneliti Universitas Brawijaya Malang berupa seperangkat alat deteksi dini penyakit autoimun tiroid mendapatkan penghargaan Diamond Indonesia Healthcare Innovation (IHI) Award.
Ketua Peneliti Prof. Aulanni'am dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, mengatakan bahwa saat ini penderita penyakit tiroid autoimun (PTA) atau autoimune thyroid disease (AITD) mencapai 2-5 persen dari populasi penduduk dunia.
"Ini akan menjadi alat skrining kongenetal tiroid (stunting) sebagai target pemerintah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024," kata Aul, sapaan akrab Aulanni'am.
Dewan juri IHI Award memutuskan inovasi peneliti Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Prof Aulanni'am mendapatkan penghargaan juara terbaik I (Diamond Award) untuk kategori inovasi alat kesehatan.
Penelitian tersebut berjudul Deteksi Dini Penyakit Tiroid Autoimun Berbasis Thyroid Peroxidase (TPO) dan Thyroid Stimulating Hormone Receptor (TSHR) untuk Peningkatan Layanan Kesehatan di Indonesia,.
Penelitian itu mendapatkan pendanaan dari Riset Inovatif Produktif (Rispro) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Penelitian tersebut dilakukan oleh tim sejak periode September 2020.
Ia menjelaskan, wanita hamil rentan dengan penyakit tiroid autoimun. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan keguguran, stunting, bahkan kecerdasan intelektual (IQ) anak menjadi rendah.
Hal tersebut, menurutnya, disebabkan adanya ketidakseimbangan hormon tiroid selama masa kehamilan. Selain itu, juga bisa menyebabkan bayi prematur dan berat badan rendah saat lahir.
"Penggunaan alat deteksi dini TPO-TSHR ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia karena aplikasinya relatif mudah, sederhana, dan tidak membutuhkan alat-alat khusus yang rumit, sehingga dapat digunakan di fasilitas kesehatan tingkat I di seluruh Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, dalam kurun waktu satu tahun ke depan, seperangkat alat deteksi dini penyakit auto imun tiroid tersebut diharapkan dapat dipasarkan secara nasional dan internasional.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo mengatakan bahwa hasil penelitian yang diketuai oleh Prof Aulanni'am tersebut sudah memasuki tahapan uji klinis. Diharapkan pada tahun mendatang bisa dipasarkan dan digunakan masyarakat.
"Sekarang kita masuk ke tahap uji klinis, kalau hasilnya bagus, harapan kita ke depan uji klinisnya bisa lebih banyak. Sehingga harapannya pada tahun depan bisa dilepas ke pasar dan bisa dipakai masyarakat," kata Widodo.
IHI Award merupakan penghargaan bergengsi bidang kesehatan yang diprakarsai oleh IndoHC Forum bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Kependudukan, dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, juga menggandeng 16 organisasi bidang kesehatan dan didukung perusahaan produk kesehatan. Pemberian penghargaan tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inovasi peneliti Universitas Brawijaya raih Diamond IHI Award