Bojonegoro - Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang (PC) PMII Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Jumat, menggelar demonstrasi (demo) untuk menuntut pemkab setempat agar memperbaiki nasib petani di wilayahnya. "Para petani di Bojonegoro juga daerah lainnya gagal panen tiga kali, kami minta pemkab memperhatikan nasib para petani," kata seorang pendemo, Mustofa, dalam orasinya. Dalam aksinya itu, mereka membawa sejumlah spanduk yang isinya, di antaranya, mengecam Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian yang dianggap tidak bekerja, karena ikut berbisnis di bidang pertanian. Isi tulisan lainnya, meminta bidang pendidikan anak petani diperhatikan dan selama demo mereka membagikan selebaran yang berisi tuntutan kepada Pemerintah. Mustofa mengatakan, dengan kegagalan panen selama tiga kali akibat tanaman padi diserang berbagai macam hama, para petani kesulitan untuk bekerja lagi. Diperkirakan, luas areal tanaman padi di Bojonegoro yang gagal panen mencapai 14.000 hektare lebih. Apalagi, musim tanam pada kemarau kali ini, para petani menghadapi permasalahan pupuk yang mahal, tanpa adanya subsidi. "Subsidi pupuk hanya dinikmati pengusaha tani, bukan petani," ujarnya. Karena itu, dalam tuntutannya, di antaranya mereka meminta kepada pemerintah membentuk tim penyuluh yang paham dan mampu menangani sektor pertanian. Selain itu, membentuk peraturan daerah (perda) dan peraturan bupati (perbup) yang mengatur penjualan produksi pertanian di Bojonegoro, termasuk mendorong naiknya harga ternak yang dimiliki petani. Dalam aksinya di bundaran tugu Adipura di Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota itu, mereka mendapatkan pengawalan sejumlah petugas kepolisian resor (polres) setempat dan aksi demo yang berlangsung sekitar satu jam itu sempat menimbulkan kemacetan jalan raya di sekitar lokasi demo.
Mahasiswa Bojonegoro Demo Tuntut Nasib Petani Diperhatikan
Jumat, 1 Juli 2011 11:20 WIB