Surabaya (ANTARA) - Salah satu rumah padat karya, Pelataran Manyar di Surabaya diharapkan keberadaannya membantu penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mampu menekan angka kriminalitas.
"Dahulu tempat ini pernah ada kasus minuman keras dan anak mudanya rawan bertindak kriminal. Namun sekarang mereka diberdayakan sebagai karyawan di sini, dan punya penghasilan," kata supervisor Pelataran Manyar Husni Tamim di Surabaya, Senin.
Pelataran Manyar diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Agustus 2022. Usaha komersial yang ada di Pelataran Manyar berupa tempat cuci mobil dan cafe shop tersebut.
Tempat tersebut mempekerjakan 14 warga dari golongan MBR. Rata-rata penghasilan para pekerja di kisaran Rp2 juta per bulan.
Husni mengatakan, Pelataran Manyar dikelola pihak kecamatan, kelurahan dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) setempat dengan sistem bagi hasil.
"50 persen untuk pengelola sebagai biaya operasional. Sedangkan, 50 persen sisanya dibagikan ke pekerja. Lumayan ramai. Pernah sebulan sampai 900 unit kendaraan yang nyuci di sini," kata dia.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno mengapresiasi, keberadaan sentra padat karya Pelataran Manyar karena konsepnya bagus dan ada terdapat tempat cuci mobil serta kafe.
"Tempatnya ramai sekali. Pekerjanya merupakan warga sekitar yang berusia produktif. Selain mengurangi pengangguran juga menghindarkan mereka dari hal-hal negatif yang menjurus kriminal," ujar dia.
Anas mengatakan, Komisi B mendukung upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam mengentaskan MBR lewat program padat karya dan pemberdayaan UMKM.
Untuk itu, kata dia, pihaknya berharap Pemkot Surabaya segera memanfaatkan titik-titik lahan aset miliknya untuk program padat karya dan pemberdayaan UMKM. Pemanfaatan aset tersebut perlu dioptimalkan untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
"Ketika optimalisasi pemanfaatan aset Pemkot Surabaya dioptimalkan, tentunya akan mendorong kondisi ekonomi Surabaya menjadi lebih baik lagi," kata dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, masih banyak aset-aset milik pemkot yang lokasinya tersebar dan tidak dipakai.
Sejumlah aset tersebut, ke depan akan terus digunakan untuk kepentingan umat melalui kegiatan-kegiatan positif atau mengurangi kemiskinan di Kota Pahlawan.
"Kalau itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat, mengurangi kemiskinan, pengangguran, juga memunculkan kegiatan-kegiatan positif, maka itu kami minta aset pemkot bisa dimanfaatkan," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri mengaku bersyukur, satu di antara warga yang terlibat dalam padat karya Pelataran Manyar merupakan pemuda yang dahulu menjadi korban dari dampak minum-minuman keras.