Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit melesat hingga 10,71 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada Juli 2022, yang ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada sebagian besar sektor ekonomi.
"Intermediasi perbankan (pertumbuhan kredit) melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Agustus 2022 di Jakarta, Selasa.
Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2 persen (yoy) pada Juli 2022.
Dari sisi penawaran, kata dia, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor industri, pertanian, dan perdagangan seiring perbaikan keinginan penyaluran kredit.
Kendati begitu, suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, meski dengan besaran yang semakin terbatas. Di pasar dana, suku bunga deposito satu bulan perbankan turun sebesar 54 basis poin (bps) sejak Juli 2021 menjadi 2,89 persen pada Juli 2022.
"Sedangkan di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94 persen," ungkapnya.
Dari sisi permintaan, sambung Perry, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri, dan perdagangan.
Konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan.
Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 18,08 persen (yoy) pada Juli 2022, yang terutama didukung oleh segmen mikro dan kecil. (*)
BI catat pertumbuhan kredit melesat 10,71 persen pada Juli
Selasa, 23 Agustus 2022 17:54 WIB