Sampang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang, Jawa Timur, meminta warga atau peternak mengubur sapi yang mati terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan tidak membuang ke sungai atau tempat terbuka.
"Mohon kalau ada sapi mati jangan dibuang karena akan menimbulkan bau busuk," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Suyono, Jumat, menanggapi adanya temuan dua ekor sapi mati yang dibuang pemiliknya di sungai Desa Sawah, Kecamatan Robatal, Sampang beberapa waktu lalu.
Berdasarkan dugaan petugas kepolisian Polsek Robatal dan dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sampang, sapi mati yang dibuang ke sungai itu karena wabah PMK.
Dugaan itu karena pada mulut sapi melepuh dan mengeluarkan cairan, sedangkan pada sebagian kuku sapi mengalami luka.
Menurut Suyono, sejak dua bulan lalu, memang ada warga yang melaporkan sapinya sakit dan sebagian di antaranya mati. Namun, kasus pembuangan sapi mati ke sungai, baru terjadi pertama kali.
"Untuk itu, sekali lagi, kami minta agar dikubur, jangan dibuang ke sungai atau tempat terbuka," katanya.
Berdasarkan data yang dirilis koordinator tim kesehatan hewan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang Uce Sugiarti, jumlah sapi yang dilaporkan bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku kini sudah lebih dari 200 ekor, tersebar di enam kecamatan.
Peternak di Sampang diminta kubur sapi mati terkena PMK
Sabtu, 18 Juni 2022 12:44 WIB