Surabaya (ANTARA) - PT PLN (Persero) menjalin kerja sama pembelian energi ramah lingkungan dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sekitar 70 ribu unit Renewable Energy Certificate (REC) dengan tiga perusahaan, masing-masing PT Otsuka Indonesia, PT Widatra Bhakti, dan enam pabrik PT HM Sampoerna di Jatim.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Lasiran di Surabaya, Rabu mengatakan, pembelian itu setara 70 ribu megawatt-hours (MWh), dan kesepakatan ini merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT.
Tercatat, hingga Maret 2022 sekitar 30 ribu MWh energi terbarukan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang telah digunakan oleh pelanggan enterprise di Jatim.
"Terima kasih sekali atas kepercayaan dari PT Otsuka Indonesia, PT HM Sampoerna dan PT Widatra Bhakti. Kami sampaikan pula, manfaat yang didapat pelanggan dengan REC ini banyak," kata Lasiran.
Salah satu manfaatnya adalah memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional, serta tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
Pelanggan, kata dia, juga membuktikan eksistensi berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia dalam menjalankan bisnisnya.
Sementara itu, kerja sama kontrak pembelian REC ini memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.
"Kami berharap masifnya kontrak pembelian REC di sektor industri dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi," katanya.
Sementara itu, Deputi PT Otsuka Indonesia Yasutaka Emoto mengatakan kerja sama ini sesuai dengan tujuan perusahaannya, yang sedang memberikan perhatian penuh terhadap isu-isu lingkungan.
"Kami, Otsuka Grup sedang dalam upaya untuk berkontribusi mengurangi emisi karbondioksida. Tentu saja ini merupakan bukan hal yang mudah, mengingat posisi kami sebagai perusahaan farmasi terkemuka yang mana isu-isu lingkungan berdampak besar pada kesehatan manusia," katanya.
Oleh karena itu, Yasutaka, mengaku senang dapat melakukan penandatangan kontrak melalui REC sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon.
Engineering Manager East PT HM Sampoerna Johanes Tanumihardja mengakui hal yang sama, dan mengapresiasi dukungan suplai energi listrik selama ini.
"Sampoerna sebagai bagian dari perusahaan multinasional selalu berusaha meningkatkan laju inisiatif kami terkait carbon neutral. Target kami jelas yakni mewujudkan 100 persen factories carbon-neutral certified worldwide di tahun 2025. Oleh karena itu, penandatanganan REC ini menjadi langkah awal yang sangat baik dalam mengakselerasi upaya kami," katanya.(*)